Senin 09 Apr 2018 14:45 WIB

NASA Siap Luncurkan Misi Terbesarnya

Target yang ditemukan TESS akan menjadi subjek yang fantastis untuk penelitian.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Winda Destiana Putri
NASA
Foto: AP
NASA

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Misi terbaru dan terbesar NASA akan diluncurkan ke luar angkasa Pada 16 April. Teleskop ruang angkasa baru bernama TESS, kependekan dari Satelit Survei Transit Exoplanet, akan memiliki pekerjaan yang cukup mengagumkan, dimana TESS akan berburu planet asing.

TESS yang pembuatannya lebih dari 10 tahun itu, dapat menandai langkah pertama NASA untuk menemukan planet lain di luar tata surya bumi yang menjadi pusat kehidupan. "'TESS membuka pintu untuk jenis studi baru," kata Stephen Rinehart, ilmuwan proyek TESS, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Mashable, Senin (9/4).

Menurutnya, dengan misi ini, NASA akan dapat mempelajari planet-planet individual dan mulai berbicara tentang perbedaan antar planet. Target yang ditemukan TESS akan menjadi subjek yang fantastis untuk penelitian selama beberapa dekade mendatang.

"Ini adalah awal dari era baru penelitian planet ekstrasurya," ujar Stephen.

Tidak seperti pesawat ruang angkasa berburu exoplanet lainnya, TESS dilengkapi dengan sempurna untuk menemukan planet-planet berukuran Bumi yang mengelilingi bintang di ''zona layak huni'', bagian dari orbit bintang di mana air dapat dipertahankan di permukaan planet.

Jika sebuah planet seukuran Bumi berada dalam zona layak huni bintang, itu setidaknya secara teoritis planet ini dapat mempertahankan kehidupan. Menurut NASA, TESS dirancang untuk berpetualang di sekitar bintang-bintang yang terang dan relatif dekat.

Satelit itu akan menghabiskan sekitar dua tahun untuk mengamati langit untuk tanda-tanda planet mulai dari ukuran seperti Jupiter hingga Bumi. Elisa Quintana, astrofisikawan NASA, mengatakan dalam sebuah video tentang misi tersebut. Satelit akan menemukan planet dengan mencari titik kecil dalam kecerahan bintang yang terbentuk ketika sebuah planet lewat atau transit.

Transit tersebut memungkinkan para ilmuwan untuk mengetahui ukuran planet, mempelajari lebih lanjut tentang atmosfernya, dan bahkan mengkarakterisasi orbitnya. TESS akan membantu membangun warisan Teleskop Luar Angkasa Kepler, satelit berburu ekstrasurya lainnya menggunakan metode transit yang sama dan masih berada di luar angkasa hingga saat ini..

Kepler mengubah pemahaman manusia tentang galaksi dengan menemukan 2.600 eksoplanet yang mengorbit di bintang hingga 3 ribu tahun cahaya. "Kami belajar dari Kepler bahwa ada lebih banyak planet daripada bintang di langit kami, dan sekarang TESS akan membuka mata kami ke berbagai planet di sekitar beberapa bintang terdekat," kata Paul Hertz, direktur Divisi Astrofisika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement