Sabtu 07 Apr 2018 08:50 WIB

Cina Ingin Bangun Terowongan Angin Hipersonik Paling Kuat

Dengan panjang sekitar 265 meter, terowongan baru ini bisa diuji dengan pesawat.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Winda Destiana Putri
Reaction Engines Limited menyatakan telah membuat terobosan dalam mesin jet untuk pesawat hipersonik. Konsep dalam komputer menunjukkan desain pesawat Skylon gubahan perusahaan yang mampu membawa penumpang berkeliling dunia dalam hitungan jam
Foto: REACTION ENGINES LTD
Reaction Engines Limited menyatakan telah membuat terobosan dalam mesin jet untuk pesawat hipersonik. Konsep dalam komputer menunjukkan desain pesawat Skylon gubahan perusahaan yang mampu membawa penumpang berkeliling dunia dalam hitungan jam

REPUBLIKA.CO.ID, CINA -- Cina berencana membangun terowongan angin hipersonik paling kuat daripada terowongan angin lain yang sedang beroperasi. Mereka juga berencana menguji terowongan angin dengan model 10 kali kecepatan pesawat terbang.

Dengan panjang sekitar 265 meter, terowongan baru ini bisa diuji dengan pesawat yang memiliki kecepatan penerbangan hingga Mach 25 (25 kali kecepatan suara). Jika dikonversikan, menjadi 30.625 kilometer per jam (19.029 mph).

"Terowongan (angin) baru akan membantu aplikasi rekayasa teknologi hipersonik dengan menduplikasi lingkungan penerbangan hipersonik ekstrim," kata Han Guilai, seorang peneliti di Akademi Ilmu Pengetahuan Cina pada kantor berita Xinhua, seperti yang dikutip Science Alert.

"Setelah masalah ditemukan selama uji coba bawah tanah ini, terowongan akan dilapisi besi sebelum uji penerbangan dimulai," ujarnya lagi.

Namun tampaknya, uji coba itu menjadi rencana sementara karena pesawat tercepat yang dimiliki saat ini maksimal sedikit di atas Mach 3. Pun, uji coba itu menjadi pertanyaan karena ini bukanlah tentang perjalanan udara hipersonik saja tetapi juga tentang generasi rudal super cepat selanjutnya.

Senjata hipersonik didefinisikan sebagai senjata yang mampu melesat lima kali kecepatan suara atau lebih cepat dan mampu menghindari pertahanan anti rudal berkat perubahan arah yang tak terduga dan ketinggian. Ada beberapa perdebatan tentang seberapa jauh misil-misil ini bisa bekerja. Namun negara adidaya dunia bergegas membuat senjata ini berkembang lebih dulu.

Terowongan angin Cina yang sudah disebutkan tadi kabarnya akan membantu mendapatkan misil generasi lanjutan. Negeri Panda itu dilaporkan telah menguji rudal DF-17 yang mampu menghasilkan hipersonik. Sementara Amerika Serikat dan Australia diperkirakan telah meluncurkan roket prototipe yang mampu mencapai Mach 7.5 di masa lalu.

Berdasarkan laporan dari tahun lalu, terowongan angin baru bertenaga super direncanakan ada selama 2020. Untuk menghasilkan ledakan kuat, campuran oksigen, hidrogen, dan nitrogen akandiledakkan untuk menghasilkan daya gigawatt dalam hitungan detik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement