REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan soal bocornya sejuta lebih data user Facebook dari di Indonesia, tidak bisa dianggap enteng. Karena, menurutnya, secara global, isu ini besar sekali. Sementara Indonesia, baru Kemkominfo yang angkat bicara.
"Itupun tidak ngefek karena sanksi yang diberikan kepada Facebook ringan sekali. Padahal kedaulatan negara tidak hanya soal teritori darat, laut, dan udara, tapi juga ruang siber," ungkap Politikus Partai Golkar, Jumat (6/4).
Bamsoet menambahkan, bocornya data pengguna Facebook yang dikumpulkan Cambridge Analytica suka atau tidak suka akan jadi masalah untuk Indonesia. Sebab, kata Bamsoet, tidak hanya ada lebih dari 1 juta user yang datanya bocor, tapi juga masalah hoax dan fake news yang sudah mewabah di Indonesia.
"Menjelang tahun politik, sudah seyogianya Indonesia melakukan investigasi dan meminta keterangan langsung kepada perwakilan Facebook di Indonesia. Indonesia adalah negara yang datanya paling bocor nomor tiga setelah Amerika dan Filipina," tambahnya.
Oleh karena itu, Bamsoet mengapresiasi Komisi I DPR RI yang berencana akan memanggil representasi tertinggi Facebook di Indonesia untuk dimintai keterangan di DPR RI. Mengingat Amerika dan United Kingdom sudah melakukannya. Bahkan jika perlu, bentuk Pansus untuk hal ini. Seperti telah dilakukan di Amerika dan United Kingdom.