Jumat 06 Apr 2018 14:05 WIB

Smartphone Bantu Ketahui Gejala Parkinson

Aplikasi itu juga dapat mengirim data kepada dokter untuk membantu mereka mengobati.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Winda Destiana Putri
Parkinson
Parkinson

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para peneliti Amerika Serikat telah mengambangkan sebuah aplikasi pada ponsel pintar eksperimental yang dapat memantau perubahan dalam gejala penyakit Parkinson sepanjang hari. Aplikasi itu juga dapat mengirim data kepada dokter untuk membantu mereka mengobati para pasiennya.

Dilansir dari Reuters, Seperti diabetes, Parkinson me miliki variabilitas dan gejala fluktuasi, yang juga dapat mengubah pengobatan. “Kami tidak dapat mengukur fluktuasi ini di rumah, dan Anda hanya dapat melakukan banyak pengukuran di klinik, ”ujar penulis studi senior, Suchi Saria dari Johns Hopkins University di Baltimore, Jumat (6/4).

Dalam aplikasi tersebut, pasien diminta untuk menyelesaikan tugas yang menilai pidato, ketukan jari, gaya berjalan, keseimbangan, dan waktu reaksi. Dari penilaian itu nantinya akan dihasilkan sebuah skor penyakit Parkinson, yang kemudian dapat digunakan dokter ntuk menilai tingkat keparahan gejala dan menyesuaikan obat.

Saria menjelaskan, penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif yang mempengaruhi sel-sel saraf penghasil dopamin di otak. Gejalanya antara lain termasuk tremor, kekakuan tubuh, gerakan lambat dan kesulitan berjalan.

"Perkembangan baru ini sangat menarik karena ini tidak layak bahkan beberapa tahun yang lalu. Pasien tampak bersemangat, ingin dan ingin tahu melakukan ini dengan ponsel mereka,” kata Saria.

Para peneliti mengembangkan aplikasi mereka yang diberi nama ‘HopkinsPD’ itu pada ponsel pintar Android untuk menilai kinerja pada lima tugas sesering pasien yang ingin menggunakan aplikasi. Skor seluler didasarkan pada jenis penilaian yang biasanya dilakukan di kantor dokter.

Tim juga menemukan korelasi kuat antara skor aplikasi itu dan skala penilaian di kantor. Menurut catatan tim, rata-rata skor aplikasi itu juga menurun lebih dari skala resmi ketika obat dopamin diambil, yang dapat menyoroti kepekaan dan ketepatannya dalam memantau gejala waktu nyata.

"Data dari telepon sangat baik dengan apa yang kami temukan dengan instrumen klasik di klinik. Ini memberikan rasa gerak dan gerakan pasien, dalam kemudahan untuk memahami gejala mereka,” kata Saria.

Namun, sayangnya penelitian ini masih memiliki keterbatasan, yakni hanya lima tugas yang digunakan untuk mengukur perilaku dan gejala. Studi tambahan akan mengevaluasi apakah perubahan dalam skor aplikasi mewakili perbedaan signifikan yang dialami oleh pasien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement