Jumat 06 Apr 2018 09:08 WIB

Otak Memperbarui Sel Saraf Memori Meski Sudah Tua

Orang yang lebih tua membuat banyak neuron baru di bagian otak.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Winda Destiana Putri
Otak manusia
Foto: flickr
Otak manusia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk waktu yang lama para peneliti berpikir otak tidak membuat sel-sel baru. Ternyata penelitian itu disanggah dengan ditemukannya pertumbuhan sel saraf baru di area terkait memori.

Otak sebelumnya dikenal tidak melakukan pergantian sel saraf, sehingga jika ada yang mati karena pertambahan usia, koneksi saraf hilang dan segala sesuatu mulai dari memori hingga penalaran dan kemampuan bahasa mulai menurun. Hanya saja, hasil tersebut terpatahkan sebab otak benar-benar membuat sel-sel saraf baru.

Namun, mengapa fungsi kognitif masih menurun seiringnya waktu? Penelitian yang dipimpin oleh Maura Boldrini seorang ilmuwan peneliti di departemen psikiatri di Universitas Columbia, dan rekan-rekannya ingin mencari tahu.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Cell Stem Cell, Boldrini dan timnya mempelajari otak dari 28 orang sehat yang meninggal mendadak karena kecelakaan. Orang-orang tersebut berada direntang usia antara 14 tahun hingga 79 tahun.

Dengan usia yang beragam membuat peneliti dapat melihat jumlah sel-sel otak di berbagai bagian otak serta populasi sel-sel induk, yang menimbulkan sel-sel saraf otak. Boldrini menemukan, orang-orang yang lebih tua membuat banyak neuron baru di bagian otak yang bertanggung jawab untuk memori sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang beruisa lebih muda.

Hanya saja, yang berbeda dalam otak yang menua adalah berkurangnya aliran darah untuk menyehatkan sel-sel ini. Itu berarti mereka membagi lebih sedikit, dan menghasilkan lebih sedikit neuron baru di otak yang lebih tua daripada yang lebih muda. Dengan kata lain, genangan sel-sel otak baru masih ada, namun, tidak aktif di otak yang lebih tua.

Temuan itu menunjukkan, mungkin untuk memerangi beberapa penurunan kognitif yang berkaitan dengan usia dengan meningkatkan aliran darah ke otak. Di samping itu, perlu dipastikan kapiler kecil yang memberi makan sel-sel saraf otak tidak terganggu.

"Olahraga dapat menjadi satu hal untuk mempertahankan pembuluh darah, dan terlibat secara intelektual juga membantu," kata Boldrini, dikutip dari Time, Jumat (6/4).

Sejauh ini, faktor-faktor tersebut telah membantu meningkatkan aliran darah di otak hewan. Namun, belum ada penelitian kuat yang membuktikan mereka dapat memperlambat atau bahkan membalikkan fungsi otak yang berkaitan dengan usia pada manusia.

Boldrini percaya penelitian yang membuktikan tentang kebenaran faktor itu akan datang. Dia juga berharap untuk membandingkan hasilnya dengan orang-orang memiliki kondisi otak degeneratif seperti Alzheimer, untuk melihat apakah pertumbuhan saraf baru dipengaruhi oleh penyakit tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement