REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perusahaan rintisan asal Latvia, Aerones, berhasil mengembangkan drone berukuran besar, yang dapat digunakan untuk misi penyelamatan pada bencana, pemadam kebakaran, dan misi kemanusiaan lainnnya. Drone ini memiliki sekitar 28 motor penggerak, 16 baterai, dan bisa terbang selama 20 menit dengan sekali pengisian daya.
Dengan spesifikasi tersebut, drone ini bisa mengangkat beban seberat 181 kilogram dalam sekali angkut. Drone tersebut memang didesain untuk mengangkut beban berat dan digunakan guna mengakses medan-medan yang sulit, yang tidak bisa dilalui manusia lewat jalan darat.
Kendati memiliki baterai tersendiri, namun drone ini dapat dihubungkan dengan kabel daya dan selang air. Sehingga, drone tersebut bisa terbang lebih lama dan dapat digunakan untuk membantu memadamkan kebakaran, terutama yang terjadi di atas gedung-gedung tinggi.
Tidak hanya itu, drone ini juga dapat menyemprotkan air dengan kekuatan semprotan mencapai 100 liter per menit. Alhasil, drone tersebut bisa membersihkan objek-objek di ketinggian dengan lebih efektif. ''Pada awalnya, drone ini diciptakan untuk membersihkan objek-objek di ketinggian, seperti kipas pada turbin, seefisien mungkin,'' ujar CEO Aerones, Janis Putrams, kepada Tech Crunch seperti dikutip Daily Mail, Rabu (4/4).
Namun, seiring perkembangan waktu, drone ini ternyata memiliki fungsi lain, terutama untuk membantu pada misi-misi kemanusiaan dan pemadaman kebakaran. Demi mendukung fungsi-fungsi ini, drone ini pun memiliki sensor yang dapat mendeteksi panas, sehingga dapat terbang dengan jarak aman.
''Petugas pemadam kebakaran akhirnya tidak perlu lagi menempatkan truk yang memiliki tangga darurat. Drone ini bisa diterbangkan dalam ruang sempit, dan bisa menghindari ringtangan, dan bisa terbang dalam jarak yang jauh,'' kata Janis.
Terkait penggunaan dalam misi-misi penyelamatan, Aerones telah melakukan sejumlah uji coba terhadap kemampuan drone tersebut. Aerones sempat melakukan simulasi kecelakaan, yaitu orang yang terjebak di dalam danau yang tengah membeku. Kemudian, dengan dilengkapi kamera, drones ini mampu mendeteksi keberadaan dan lokasi korban tersebut secara tepat.
''Setelah itu, dengan menggunakan sistem kabel, drone itu mampu mengangkat korban dari lokasi kecelakaan, yang tidak bisa diakses dengan menggunakan helikopter ataupun kapal,'' ujar Janis.