Rabu 04 Apr 2018 05:42 WIB

SpaceX Luncurkan Roket Daur Ulang Falcon 9

Roket tersebut membawa kapsul luar angkasa, Dragon, yang memuat berbagai logistik.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Winda Destiana Putri
Bagian tubuh pesawat roket SpaceX, Falcon 9
Foto: David Mosher/Wired
Bagian tubuh pesawat roket SpaceX, Falcon 9

REPUBLIKA.CO.ID,  FLORIDA -- Perusahaan antariksa swasta, SpaceX, telah meluncurkan roket Falcon 9, yang merupakan roket daur ulang keluaran perusahaan milik milyuner, Elon Musk, tersebut. Roket tersebut membawa kapsul luar angkasa, Dragon, yang memuat berbagai logistik dan kebutuhan astronot di International Space Station (ISS).

Roket Falcon 9, yang tergabung dalam misi Commercial Resupply Services 14 (CRS-14)itu, diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, Senin (2/4) waktu setempat. Di bagian atas roket Falcon 9 terdapat kapsul luar angkasa, Dragon, yang mengangkut barang seberat 5000 pound atau sekitar 22 ribu kilogram.

Selain keperluan logistik untuk astronot di ISS, kapsul itu juga membawa berbagai perangkat keras kendaraan luar angkasa, hasil eksperimen dan penelitian luar angkasa, serta perlengkapan untuk mengangkut sampah luar angkasa. Proses peluncuran roket Falcon 9 itu pun berlangsung lancar.

Setelah 10 menit roket Falcon 9 diluncurkan, Dragon berhasil terpisah dari bagian kedua Falcon 9. Nantinya, Dragon akan melakukan perjalanan selama dua hari mengarah ke ISS. SpaceX memprediksi, Dragon akan mendarat di ISS pada Rabu (4/4) waktu setempat. Sebelumnya, Falcon 9 sempat dipakai pada misi pengiriman logistik NASA pada tahun lalu. Sementara kapsul luar angkasa, Dragon, pernah digunakan dalam misi pengiriman logistik pada 2016.

Kendati begitu, setelah misi kali ini, SpaceX rencananya tidak akan menggunakan roket Falcon 9. Pasalnya, para insiyur di Falcon 9 berencana mengumpulkan dan menganalisis data dari peluncuran terbaru Falcon 9. Bagian pertama dari Falcon 9 diprediksi akan jatuh di Samudra Atlantik, sedangkan bagian kedua Falcon 9 bakal jatuh di Samudra Hindia.

Kapsul luar angkasa, Dragon, pada misi kali ini juga membawa sejumlah hasil eksperimen dan data penelitian luar angkasa. Salah satu penelitian tersebut antara lain misi untuk membuang sampah-sampah luar angkasa yang mengorbit di atmosfer bumi. Proyek ini disebut RemoveDEBRIS Satellite. Nantinya, RemoveDEBRIS Satelitte, yang diluncurkan dari ISS, akan membawa jaring besar untuk mengambil sampah luar angkasa. Selain itu, untuk sampah luar angkasa ukuran besar, RemoveDEBRIS Satelitte akan menggunakan alat semacam tombak.

Ini memang bukan pertama kalinya Roket Falcon 9 dan Dragon membawa kebutuhan logistik astronot dan bahan penelitian ke ISS. Hingga saat ini, SpaceX telah menyelesaikan 14 misi pengiriman logistik. 11 dari misi tersebut diketahui menggunakan roket yang bisa didaur ulang. Pengembangan pun terus dilakukan SpaceX berdasarkan data-data dan analisis dari peluncuran sebelumnya.

''Peluncuran saat ini sepertinya menjadi saat yang tepat untuk mendorong teknologi ini ke tingkat selanjutnya. Dengan cara itu, para insiyur kami bisa mengumpulkan data. Tidak hanya mengenai peluncuran, pada saat roket berada di langit, tapi juga saat roket tersebut mendarat. Semua data-data itu bisa sangat berguna untuk penelitian selanjutnya,'' ujar Direktur Pengembangan Misi Dragon di SpaceX, Jessica Jensen, seperti dikutip Daily Mail, Selasa (3/4).

Peluncuran roket Falcon 9 kali ini dilakukan sehari setelah SpaceX meluncurkkan versi terbaru dari satelit Iridium, yang akan mengorbit menggunakan roket Falcon 9. Sebelumnya, roket ini menggunakan Iridium 3 dan pertama kali diluncukan pada Oktober tahun lalu. Setelah roket Falcon 9 resmi diluncurkan, Dragon akan terus berada di angkasa dan mengarah ke ISS. Saat mendekati ISS, Dragon akan ditarik dengan menggunakan lengan robot sepanjang 57,5 kaki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement