REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Upaya Cina memulangkan perusahaan-perusahaan teknologi besar asal Cina yang melantai di bursa luar negeri menuai pujian.
Pendiri dan CEO Xiaomi Corp Lei Jun menunjukkan dukungannya terhadap upaya pemerintah Cina untuk menarik perusahaan-perusahaan besar asal Cina untuk melantai di bursa domestik melalui mekanisme sertifikat deposit saham (CDR).
Xiaomi sendiri tengah bersiap melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) yang diklaim akan jadi yang terbesar setelah debut Alibaba sebesar 25 miliar dolar AS (Rp 344 triliun) pada 2014.
Meski tak menjelaskan detail rencana IPO Xiaomi dan apakah ada rencana menerbitkan CDR, Lei memuji usaha Pemerintah Cina. ''Itu ide dan terobosan yang sangat bagus,'' kata Lei seperti dikutip Bloomberg, Selasa (3/4).
Lei mengatakan salah satu alasan mereka melantai di bursa luar negeri adalah karena pemodal ventura mereka berinvestasi dalam dolar. Untuk menekan risiko likuiditas dan nilai tukar, mereka akhirnya melantai di pasar modal luar negeri.
CDR diklaim dapat menyelesaikan persoalan itu karena pencatatan saham ganda di dua bursa, lokal dan internasional. ''Beberapa startup mendapat investasi dalam dolar. Regulasi sebelumnya di Cina tidak memungkinkan itu terjadi. CDR memungkinkan unicorn dan super unicorn untuk masuk pasar modal Cina,'' kata Lei.
Alibaba juga menyuarakan dukungan, meski masih menunggu kejelasan penerapan CDR. ''Karena kami IPO di AS dan bila regulasi memungkinkan, kami akan pertimbangkan untuk mencatatkan saham kami di Cina,'' kata juru bicara Alibaba, Katie Lee.
Cina kini menjadi rumah bagi perusahaan-perusahaan teknologi yang bertumbuh cepat. Sayangnya, perusahaan sekelas Tencent Holdings Ltd, Alibaba dan Baidu Inc lebih memilih IPO di bursa luar negeri.
Dewan Negara Cina mengumumkan rencana percobaan CDR pekan lalu atau sebulan setelah ide itu pertama kali mengemuka. CDR diharapkan dapat menaikkan valuasi raksasa-raksasa teknologi sekaligus jadi peluang investasi bagi investor lokal.
CDR akan diuji coba terhadap perusahaan-perusahaan yang IPO di luar negeri dan memiliki valuasi pasar 200 miliar yuan (32 dolar AS).
Untuk perusahaan dengan valuasi mulai dari 20 yuan dengan pendapatan tiga miliar yuan, akan disediakan mekanisme yang lebih sederhana. Objek utama uji coba adalah perusahaan teknologi dan perusahaan lain yang pertumbuhannya cepat.