Selasa 27 Mar 2018 08:18 WIB

KPM Ikuti Hanoi Open Mathematics Competition 2018

Kompetisi HOMC merupakan kompetisi matematika dengan tingkat kesulitan tinggi.

Tim KPM akan berangkat ke Vietnam untuk mengikuti HOMC 2018.
Foto: KPM
Tim KPM akan berangkat ke Vietnam untuk mengikuti HOMC 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Senin (26/3) dini hari lalu, beberapa anak dan guru pendamping tampak kompak berjaket merah putih. Kehadirannya cukup menarik perhatian orang yang sedang berlalu lalang di terminal 2 bandara Soekarno Hatta (Soeta). Mereka merupakan bagian dari tim Klinik Pendidikan MIPA (KPM) yang hendak mengikuti event Hanoi Open Mathematics Competition 2018 di Vietnam.

Hanoi Open Mathematics Competition (HOMC) 2018 merupakan kompetisi matematika yang diselenggarakan oleh Hanoi Mathematics Society untuk level senior (kelas 10) dan level junior (kelas 8). Tim KPM menurunkan komposisi tim level junior sebanyak empat orang dan tim level senior berjumlah enam orang. Team Leader KPM Ridwan Hasan Saputra, mengatakan mereka akan berjuang mempersembahkan hasil terbaik untuk Indonesia di ajang HOMC 2018.

Thyeadi Tungson, salah satu tim pelatih KPM menuturkan bahwa ajang HOMC merupakan kompetisi matematika internasional dengan tingkat kesulitan tinggi. Ajang ini merupakan kompetisi pertama yang diikuti tim KPM.

Tim KPM akan berkompetisi dengan wakil lain dari Myanmar, Polandia, Hungaria, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Tim KPM sudah dipersiapkan secara matang. Mereka melakukan kegiatan karantina dari tanggal 15 Maret - 25 Maret 2018.

"Anak - anak tak hanya dibekali pembekalan dalam aspek penguatan kompetensi dalam menjawab soal-soal matematika, tetapi juga dibekali pemahaman tentang cara berpikir suprarasional dan peningkatan kualitas ketakwaan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa," ujar Thyeadi, seperti dalam siaran persnya.

Muhammad Surya Sidiq, siswa MAN 2 Kota Malang yang memperkuat tim KPM mengatakan bahwa momen ini sangat istimewa bagi dirinya. Menurutnya, ajang HOMC 2018 ini merupakan ajang lomba matematika yang sangat kompetitif. Meskipun demikian, peraih medali emas di kategori individual contest WIZMIC 2016 ini tetap optimistis bisa meraih hasil terbaik.

"Ada beban cukup berat untuk bisa membawa nama baik Indonesia di ajang ini. Tapi, kita sudah melakukan ikhtiar yang terbaik. Sisanya, bertawakal kepada Allah SWT. Saya memilih tetap bersikap serius tapi santai," ungkapnya.

Dukungan pun mengalir dari para orang tua peserta HOMC 2018. Seperti penuturan Liris Suryanto, seorang konsultan keuangan yang turut melepas keberangkatan putranya yang menjadi bagian dari Tim KPM. Ia melihat anak-anak sangat menikmati semua proses pembinaan yang dilakukan KPM.

Menurutnya, KPM merupakan lembaga pendidikan yang memiliki ciri khas yang tak dimiliki lembaga lain. KPM memberikan titik tekan pada peningkatan kualitas ketakwaan kepada Allah SWTdan membangun suasana kekeluargaan serta kebersamaan di antara anak-anak dan orang tua.

Liris berharap para peserta HOMC 2018 bisa mendapatkan pengalaman baru dan teman-teman baru. Hal yang sama penting atau bahkan jauh lebih penting dari sekadar hanya menjadi juara di ajang HOMC 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement