Sabtu 24 Mar 2018 17:42 WIB

PWMI Kenalkan Aplikasi Wirausaha Muslim Mobile

Aplikasi ini juga bertujuan memotong jalur distribusi antara konsumen dengan pabrikan

Rep: Novita Intan/ Red: Agus Yulianto
Salah satu jenis wirausaha masyarakat (Ilustrasi)
Foto: Aji Styawan/Antara
Salah satu jenis wirausaha masyarakat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA - Dalam rangka membangun ekonomi umat, Perkumpulan Wirausaha Muslim Indonesia (PWMI)menghadirkan aplikasi Wirausahawan Muslim Mobile. Peluncuran ini guna memberdayakan pengusaha muslim yang punya potensi agar bisa maju dan mengembangkan usahanya.

Ketua Umum PWMI, Audelta Elviezon, mengatakan, para ustaz dan ustazah menjadi agen yang dilatih memakai aplikasi Wirausahawan Muslim Mobile ini. Mereka bisa menyuplai barang atau jasa ke masyarakat di sekitar mereka

"Kami ingin membuat kesadaran bagaimana gairah berwirausaha di kalangan masyarakat. Kita melihat yang dekat dengan kita adalah ustad dan ustadazah yang bisa berinteraksi dengan masyarakat. Diharapkan kedekatan mereka bisa memberikan kesan ekonomi dalam berdakwah," ujarnya kepada Republika.co.id, saat acara Program Wirausaha PWMI di Hotel Sentral, Jakarta, Sabtu (24/3).

Aplikasi ini juga bertujuan memotong jalur distribusi antara konsumen dengan pabrikan. Sehingga memiliki daya saing produksi dan harga yang kompetitif. "Aplikasi ini langsung dari konsumen dengan pabrikan, di sini kami dibantu pengusaha Muslim bisa langsung dengan konsumen tanpa melalui jalur distribusi yang panjang," ungkapnya.

Saat ini, aplikasi ini sudah bergerak di 16 provinsi. Ada sekitar 480 orang yang telah melakukan training aplikasi ini. "Target nanti akan bentuk jejaring usaha muslim seluruh Indonesia hingga level kecamatan," ungkapnya.

Tak hanya itu, untuk menjaring kaum muslim berbisnis PWMI menghadirkan dalam bentuk offline store. Jadi, ustad dan ustadzah tidak merasa pusing aturan keuangan, mereka cukup menjadi pembina dari pedagang sekitar mereka di kecamatan mereka. "Mereka tidak langsung berbisnis dengan pedagangnya, tetapi mencari outlet pedagang yang dibinanya tadi," ucapnya.

Uniknya, aplikasi ini tidak bekerja sama dengan lembaga keuangan. Sehingga pelaku bisnis dan konsumen hanya menggunakan uang cash. Tujuannya, agar di dalam sistem perdagangan mengenal etika dagang Muslim, tidak ada riba, tidak ada utang yang memberatkan sehingga akan tumbuh usaha dari network dari ustaz ini.

"Pembayaran cash kita ingin menjalankan secara syari sekaligus melatih belanja sesuai dengan kemampuannya," ungkapnya.

Apabila para ustaz dan ustazah ingin bergabung melalui aplikasi ini, harus melalui tahapan tes sesuai kriteria. "Ada tim juga memilih kriteria yang cocok, penting public speaking bukan hanya bisnis tetapi membangkitkan dakwahnya," ucapnya.

Sekjen PWMI, Zetrialdi Goechie, menambahkan, gerakan pemberdayaan wirausahawan Muslim ini mampu menggerakkan ekonomi sehingga umat muslim tidak hanya jadi penonton, tapi ikut menjadi pelaku. "Ustaz dan ustazah ini kita harapkan setelah dilatih akan menjadi imam-imam ekonomi di wilayahnya masing-masing," jelasnya.

Program gerakan pemberdayaan wirausahawan muslim ini pun menurutnya akan berlanjut ke seluruh wilayah di Indonesia. "Tetapi, target kami 4.500 kecamatan akan ada ustad atau ustazah yang menjadi penggerak ekonomi. Satu kecamatan satu ustaz," ujarnya.

Soal produk, saat ini baru ada tiga bidang produk di dalam aplikasi ini yakni farmasi, kosmetik dan minuman. "Keunggulannya, barang yang kami suplai itu langsung dari perusahaan, jadi bakal lebih murah sehingga keuntungan agen juga bisa lebih besar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement