REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Superagers merupakan istilah bagi kelompok lansia yang berusia 80 tahun keatas yang masih memiliki kekuatan baik dalam fisik maupun ingatan. Lansia ini juga masih tetap bugar dalam menjalani hari-harinya.
Hanya terdapat lima persen dari populasi ini di dunia. Sebagian besar penelitian ilmiah meneliti mengenai masalah mental lansia pada mekanisme biologis yang menyebabkan penurunan kognitif. Seperti penyakit Alzheimer dan demensia, dimana kini terdapat berbagai macam penelitian yang menjawab permasalahan tersebut.
"Belum lama kami menganggap satu-satunya jalan mereka adalah menjadi tua dan pikun," papar ahli saraf kognitif dari Northwestern University, Emily Rogalski seperti dilansir pada laman Science Alert.
Rogalski mendefinisikan superagers sebagai individu yang berusia 70 tahun keatas yang memiliki memori episodik yang setara dengan rata-rata individu kognitif rata-rata dari usia 50an dan 60an, bahkan lebih muda.
Dalam hal gaya hidup, Rogalski mengatakan bahwa yang membedakan superagers dari orang sezamannya adalah mereka dapat menikmati hidup yang lebih memuaskan dan bermutu tinggi dibanding rekan seusianya. "Penelitian menunjukkan bahwa para superagers memiliki kepribadian yang unik," lanjutnya.
Mereka menonjol karena optimisme, ketahanan dan ketekunan mereka. Selain itu, gaya hidup aktif dan terlibat dalam berbagai kegiatan seperti berjalan-jalan, membaca dan hubungan sosial yang positif turut mempengaruhi para superagers ini.
Superagers lebih cenderung ekstrovert dan justru memiliki gaya hidup yang tidak harus sehat. Terbukri pada satu penelitia, 71 persen superagers merupakan perokok dan 83 persen lainnya meminum alkohol secara teratur.
Tidak hanya rahasia dari para superagers yang terlihat, dalam sebuah studi pada 2013 lalu, Rogalski dan timnya menemukan bahwa superagers memiliki jumlah sel otak luar biasa yang disebut dengan neuron von Economo alias neuron spindle.
"Diperkirakan neuron von Economo ini memainkan peran penting dalam transmisi cepat informasi yang relevan dengan perilaku yang terkait dengan interaksi sosial. Begitulah cara mereka berhubungan dengan kapasitas memori yang lebih baik," kata anggota tim Northwestern, Changiz Geula pada tahun 2015.
Para periset membutkikan bahwa kelimpahan neuron tersebut bukanlah sebuah kecelakan. ""Kami tidak dapat menjelaskan bagaimana mereka berakhir dengan lebih banyak neuron von Economo atau mengapa itu penting, tapi ini adalah jenis neuron khusus yang baru ditemukan di beberapa wilayah otak," kata Rogalski.
"Kapasitas memori yang sangat baik secara biologis mungkin terjadi pada kehidupan akhir dan dapat dipertahankan selama bertahun-tahun bahkan ketika ada beban neuropatologis yang signifikan," kata Rogalski.