Jumat 23 Mar 2018 15:02 WIB

Dampak Kebocoran Data, Mozilla Tarik Iklannya

Mozilla menilai masih banyak lagi yang harus dipelajari.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Winda Destiana Putri
Mozilla Firefox
Foto: Ubergizmo
Mozilla Firefox

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Dampak kebocoran data oleh Facebook terus meluas bagi pendapatan Mark Zuckerberg. Setelah sahamnya anjlok hingga triliunan rupiah, kini giliran Mozilla yang menarik iklannya dari Facebook.

"Berita Cambridge Analytica menyebabkan kita untuk melihat lebih dekat pada pengaturan privasi default Facebook saat ini. Mengingat bahwa kami mendukung platform dengan periklanan kami," jelas Mozilla, dikutip dari Engadget, Jumat (23/3).

Mozilla menilai masih banyak lagi yang harus dipelajari, dan menemukan bahwa pengaturan default saat ini meninggalkan akses terbuka ke banyak data, khususnya berkenaan dengan pengaturan untuk aplikasi pihak ketiga. Karena itu, mereka memilih untuk menghentikan iklan di platform tersebut untuk sementara waktu.

Menurut Mozilla, Mark Zuckerberg telah berjanji untuk meningkatkan pengaturan privasi dan membuat mereka lebih protektif. "Ketika Facebook mengambil tindakan yang lebih kuat dalam cara berbagi data pelanggan, khususnya memperkuat pengaturan privasi default untuk aplikasi pihak ketiga, kami akan mempertimbangkan kembali," jelas Mozilla.

Meskipun Mozilla menjadi perusahaan besar pertama yang melakukan langkah tersebut, banyak perusahan lain saat ini sedang mempertimbangkan untuk melakukan hal yang sama. Seperti yang dilaporkan The Times, Society of British Advertisers (ISBA) dari Inggris telah meminta Facebook untuk jawaban lebih komprehensif dan akan bertemu dengan para eksekutif perusahaan pekan ini.

"Ketika kami bertemu dengan Facebook besok, kami ingin memahami ruang lingkup penyelidikan yang diumumkan Mark Zuckerberg kemarin," kata Phil Smith, direktur jenderal ISBA.

Mereka ingin jaminan bagi anggotanya bahwa penjelasannya akan sampai ke akar masalah dan implikasi untuk publik dan pengiklan. Badan perdagangan mewakili lebih dari 3 ribu merek, termasuk Unilever dan P & G, yang dapat mempertimbangkan menarik ratusan juta dolar uang iklan mereka dari Facebook tergantung pada tanggapan para eksekutif Facebook.

Dalam sebuah pernyataan, ISBA mengatakan, Klaim bahwa aplikasi lain yang menggunakan platform Facebook, dan mendahului pertengahan 2015, telah mengumpulkan data pribadi yang serupa. Kontrol untuk distribusi yang tidak memadai, menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan bahwa data Facebook telah dan sedang digunakan secara tidak tepat di tempat lain.

ISBA meminta laporan lengkap Facebook tentang potensi masalah lebih lanjut. Sehingga pengiklan dapat mengambil langkah yang tepat. The Times melaporkan, sumber yang dekat dengan ISBA telah mengatakan jika jawaban Facebook tidak memuaskan, anggota badan perdagangan dapat memilih untuk menarik uang iklan mereka. Agen iklan terkemuka di Inggris juga mengatakan, pengiklan akan mulai mengancam untuk menarik iklan mereka dari Facebook, jika perusahaan tidak dapat menghasilkan kepercayaan dalam keamanan datanya. Selain itu, Nordea, bank terbesar di kawasan Nordik, mengatakan pekan ini, bahwa untuk saat ini mereka tidak akan membeli saham Facebook lagi.

"Mengingat pengungkapkan tingkat tinggi dan gejolak di sekitar perusahaan dengan reaksi publik yang kuat, ditambah dengan ancaman peningkatan regulasi platform dan EU GDPR di masa depan, kami memilih untuk mengkarantina Facebook," jelas Sasja Beslik, kepala Nordea keuangan berkelanjutan kelompok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement