REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Pendiri Whatsapp.co, Brian Acton, yang meninggalkan Facebook tahun lalu telah mengikuti kampanye #deletefacebook di Twitter. Hal ini dilakukan setelah Cambridge Analytica memperoleh informasi pribadi dari 50 juta pengguna Facebook tanpa izin selama kampanye presiden AS 2016.
"Ini sudah waktunya. #deletefacebook." cuitannya di akun Twitter @brianacton, seperti dikutip dari Deadline, Rabu (21/3).
Cambridge Analytica merupakan perusahaan data yang didukung oleh pendukung Donald Trump, Robert Mercer, dan pernah dipimpin oleh mantan penasehat Trump, Steve Bannon. Ternyata Facebook mengetahui semua tentang data bocor ini di tahun 2015, namun kabar ini baru sampai ke publik pada akhir pekan lalu. Ketika pengguna Facebook mengetahui hal ini, banyak dari mereka menjadi tidak puas dan saat itulah gerakan #deletefacebook dimulai.
Acton bukanlah mantan eksekutif Facebook pertama yang mengekspresikan kegelisahan tentang perusahaan setelah meninggalkannya. Tahun lalu, mantan eksekutif perusahaan, Chamath Palihapitiya menyebabkan kehebohan dengan mengatakan: Kami telah menciptakan alat yang merobek struktur sosial dari bagaimana masyarakat bekerja." seperti diberitakan The Verge.
Mantan eksekutif lainnya yang mengungkapkan penyesalan mereka meliputi Sean Parker, Justin Rosenstein, dan investor Roger McNamee.