Rabu 21 Mar 2018 03:33 WIB

Berantas Hoaks, Google Kucurkan 300 Juta Dolar AS

Google meluncurkan Google News Initiative (GNI).

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Yudha Manggala P Putra
Menlusuri google. Ilustrasi
Foto: indy100
Menlusuri google. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Seperti Facebook dan Twitter, Google mendapat kecaman karena perannya dalam menyebarkan informasi salah (hoaks) dan sudah mengambil langkah untuk mengatasi masalah tersebut. Selama beberapa bulan terakhir, perusahaan multinasional Amerika Serikat itu telah bekerja sama dengan jaringan pemeriksa fakta, mulai menampilkan lebih banyak informasi tentang penerbit dan mengubah fitur yang bisa membersihkan berita palsu.

Tapi, upaya Google belum cukup memerangi penyebaran informasi salah atau hoaks. "Kini, semakin sulit untuk membedakan mana informasi benar dan tidak secara online," tulis pihak Google dalam unggahan blog, seperti dilansir dari Engadget, Selasa (20/3).

Menurut Google, banyak faktor yang menjadi pemicu. Di antaranya, model bisnis untuk jurnalisme yang terus berubah secara drastis dan cepatnya evolusi teknologi. Hal ini memberikan tantangan semua lembaga, termasuk industri berita, untuk mengimbangi.

Jadi, untuk melanjutkan upayanya, Google meluncurkan Google News Initiative (GNI) yang fokus pada tiga tujuan utama. Yaitu, meningkatkan dan memperkuat jurnalisme berkualitas, mengembangkan model bisnis untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan, dan memberdayakan organisasi berita melalui inovasi teknologi.

Sehubungan dengan tujuan pertama, Google mengatakan, pihaknya menciptakan Lab Disinfo, upaya untuk memerangi kesalahan dan disinformasi terhadap breaking news. Dalam upaya ini, Google akan bekerja berdampingan dengan proyek First Draft dari Universitas Harvard.

Google juga bermitra dengan sejumlah institusi, seperti Institusi Poynster, Universitas Stanford, dan Asosiasi Media Lokal, untuk mengembangkan MediaWise. Inisiasi ini bertujan meningkatkan literasi digital konsumen muda.

Untuk produknya sendiri, Google tengah mengubah sistem untuk menampilkan konten yang lebih berwibawa selama breaking news. Sebab, momen-momen breaking news inilah yang paling kerap disalahgunakan sejumlah oknum untuk menyebarkan hoaks ke masyarakat.

Google akan mendedikasikan 300 juta dolar AS selama tiga tahun ke depan untuk segala upaya tersebut. "Komitmen yang kami buat melalui GNI menunjukkan bahwa berita dan jurnalisme berkualitas merupakan prioritas utama bagi Google," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement