Senin 19 Mar 2018 09:28 WIB

Panda Mampu Menetralkan Sianida dari Bambu

Tubuh Panda mengubah 80 persen sianida yang diserap jadi bahan kimia tak berbahaya.

Panda Raksasa Hu Chun memakan bambu saat kunjungan resmi Pemerintah RRT ke Istana Panda Indonesia di Taman Safari Cisarua, Jawa Barat, Ahad (26/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Panda Raksasa Hu Chun memakan bambu saat kunjungan resmi Pemerintah RRT ke Istana Panda Indonesia di Taman Safari Cisarua, Jawa Barat, Ahad (26/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panda raksasa memiliki reputasi yang rumit. Ia dikenal sebagai hewan yang menggemaskan, simbol diplomasi Cina, hewan yang terancam punah, hewan megafauna karismatik yang mendapat banyak perhatian, dan makhluk lambat bereproduksi.

Jadi tidak mengherankan bahwa panda dilihat sebagai hewan yang kikuk. Namun kenyataannya, mereka memiliki satu keterampilan yang sangat mengesankan, dimana tubuh mereka menetralkan sianida.

Dikutip The Verge, Senin (19/3), pucuk bambu mentah (rebung) mengandung glikosida sianogenik. Senyawa ini dapat terhidrolisis secara enzimatis menghasilkan asam sianida (HCN). Jika dimakan tanpa dimasak dan dipisahkan kulit terluarnya, akan membuat orang kesakitan, bahkan bisa mematikan. Panda sebagai pemakan bambu, ternyata memiliki kemampuan untuk mengatasi itu.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature beberapa tahun yang lalu, para ilmuwan menyelidiki bagaimana ini bekerja dengan mengukur kandungan sianida dalam rebung yang mereka berikan kepada 20 panda raksasa.

Selain mengukur sianida dalam tunas itu sendiri, mereka mengukur sianida di kotoran panda. Mereka menemukan, pertama, Panda menelan sianida, tidak memisahkan bambu yang terdapat sianida.

Panda raksasa menyerap lebih dari 65 persen sianida yang ada di tunas. Tapi tubuh mereka mampu mengubah 80 persen sianida yang diserap menjadi bahan kimia yang tak beracun yang disebut tiosianat, yang kemudian mereka buang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement