Sabtu 17 Mar 2018 14:23 WIB

Adrian Lamo, Peretas Microsoft dan Yahoo, Meninggal Dunia

Tidak dijelaskan penyebab kematian Lamo secara detail.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Adrian Lamo, peretas yang pernah membobol New York Times, Microsoft, dan Yahoo.
Foto: ZDNet
Adrian Lamo, peretas yang pernah membobol New York Times, Microsoft, dan Yahoo.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Nama Adrian Lamo mungkin masih terdengar asing bagi masyarakat awam. Namun reputasinya sebagai peretas kelas dunia tak perlu diragukan lagi. Pada Jumat (17/3), ia dikabarkan meninggal dunia pada usia 37 tahun.

Selama hidupnya, Adrian Lamo pernah meretas sistem milik New York Times, Microsoft, dan Yahoo. Dilansir dari ZD Net kabar itu pertama kali diunggah oleh ayahnya, Mario, di Facebook.

"Dengan kesedihan mendalam dan hati yang hancur, aku kabarkan kepada seluruh kawan Adrian dan kerabat bahwa ia telah meninggal. Pemikiran yang cemerlang dan jiwa yang jiwa penghibur itu telah tiada, ia adalah putraku tercinta," tulis Mario.

Saat dikonfirmasi oleh ZD Net, Mario membenarkan berita itu. "Ya itu benar, dengan kesedihan mendalam," katanya. Otoritas yang memeriksa kematian sang peretas di Sedwick County, tempat di mana Lamo tinggal, ikut mengonfirmasi kabar kematiannya. Namun mereka menolak memberikan info lebih detil mengenai penyebab kematian.

Keadaan yang mengelilingi ketika Lamo mengembuskan napas terakhirnya juga tidak dijelaskan. Seorang tetangga yang pertama kali melihat jasad Lamo menerangkan Lamo sepertinya sudah meninggal beberapa waktu sebelum akhirnya ditemukan tanpa nyawa.

Nama peretas berdarah Kolombia-Amerika ini melejit pada awal 2000-an tatkala dirinya berhasil membobol sistem di New York Times, Microsoft, dan Yahoo. Akibat perbuatannya, Lamo harus berhadapan dengan hukum.

Lamo juga dikenal atas keterlibatannya membeberkan informasi dari Chelsea Manning. Manning adalah mantan tentara Amerika Serikat yang menjadi whistleblower. Dalam sebuah chat di internet, Manning mengatakan pada Lamo jika dirinya sudah mengunduh dan memburning sejumlah data rahasia ke dalam CD.

Tindakan Manning ini menyeretnya ke penjara dan ia menerima vonis kurungan selama 35 tahun. Akan tetapi pada masa pemerintahan Presiden Obama ia memperoleh keringanan dan dibebaskan pada 2017.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement