REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebanyakan, kacamata Augmented Reality (AR) fokus pada penglihatan, di mana perangkat dapat menempatkan visual digital ke dunia nyata. Tapi, produk high-end Bose, melakukan hal berbeda.
Dilansir dari TechCrunch, Senin (12/3), Bose mengaplikasikan AR yang terfokus pada pendengaran. Perangkat teknologi pertama yang dikeluarkan Bose adalah kacamata. Perangkat ini tidak akan mengubah apa yang dilihat, melainkan memperdengarkan suara saat melihat suatu objek. Misal, memutar pidato tokoh terkenal ketika penggunanya melihat sebuah monumen, menjelaskan sejarah suatu karya seni atau bahkan menerjemahkan simbol yang ditulis dalam bahasa lain ketika bepergian.
Kacamata pintar ini juga tersedia untuk mendengarkan musik dari ponsel ataupun alat pemutar musik lain. Pengguna tinggal menghubungkannya melalui Bluetooth dengan iOS dan ponsel Android.
Pengguna dapat menggunakan kacamata layaknya seperti sepasang headphone. Hanya saja, untuk mengganti lagu, tidak harus memijit tombol atau mengeluarkan gawai. Pengguna bisa mengendalikannya melalui gerakan kepala, seperti mengangguk, melalui sensor.
Selain kacamata, Bose akan mengembangkan teknologi AR-nya ke platform lain seperti headphone dan helm. Bose memiliki beberapa mitra pengembang dan manufaktur untuk membuat gawai berbasis Bose AR, termasuk Strava, TripAdvisor dan Yelp.
Bose berencana menginvestasikan hingga US$ 50 juta ke startup yang membangun aplikasi, layanan dan teknologi berdasarkan platform Bose AR. Diperkirakan, perangkat lunak ini baru tersedia sekitar Juni sampai September. Untuk memberi kesan ekslusif, Bose hanya mengeluarkan produknya dalam jumlah terbatas.
Adinda Pryanka
Ikuti Whatsapp Channel Republika
