Ahad 11 Mar 2018 18:03 WIB

Ssst, Ini Rahasia Orang Sukses Menurut Ilmuwan

Menurut peneliti, bukan bakat yang membuat seseorang berhasil.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ani Nursalikah
Setiap orang sebenarnya unik dan berpeluang untuk sukses (ilustrasi)
Foto: convergancemedia.com
Setiap orang sebenarnya unik dan berpeluang untuk sukses (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Jika Anda bertanya-tanya mengapa rekan Anda tampaknya lebih makmur, itu mungkin bukan karena mereka lebih baik dalam pekerjaannya. Menurut simulasi kekayaan model komputer baru, hal itu karena keberuntungan kecil.

Simulasi komputer ini memetakan pekerja usia 40 tahun secara akurat. Temuannya, mereka yang berada di puncak keberhasilan ternyata adalah orang yang beruntung, bukan orang berbakat.

Tujuan penelitian dari periset di Universitas Catania di Italia ini agar tidak membuat Anda putus asa atas kesia-siaan yang terjadi dalam hidup. Namun, bertujuan memahami peran kesempatan dalam menginvestasikan waktu dan sumber daya di berbagai bidang.

"Simulasi kami dengan jelas menunjukkan faktor (kesuksesan) hanyalah keberuntungan murni," kata para peneliti, dikutip dari Science Alert,Ahad (11/3).

Tim memulai dengan seribu individu dan setiap orang memiliki beberapa bakat. Tetapi, tidak ada yang memiliki bakat dengan jumlah lebih besar daripada orang lain.

Setiap orang memulai dengan tingkat kekayaan yang sama. Ketika hasil akhir dianalisis, distribusi kekayaan sama seperti yang terjadi di dunia nyata. Sekitar 20 persen orang memiliki 80 persen kekayaan. Namun, 20 persen orang terkaya bukanlah yang paling berbakat.

"Studi ini menyoroti keefektifan penilaian prestasi berdasarkan tingkat keberhasilan yang dicapai dan menggarisbawahi risiko mendistribusikan penghargaan atau sumber daya yang berlebihan pada orang yang pada akhirnya lebih beruntung," ujar para peneliti.

Tim di balik penelitan ini sekarang ingin mengeksplorasi bagaimana model tersebut dapat digunakan untuk memaksimalkan investasi dalam segala hal, mulai dari pendanaan sains hingga praktik bisnis. Misalnya, mungkin terasa bijaksana menginvestasikan sumber daya secara merata di antara perusahaan daripada berfokus pada orang-orang paling sukses di masa lalu jika keberuntungan memainkan peran besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement