REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Efek berbahaya gas nitrogen dioksida yang diproduksi oleh mesin diesel membuat ribuan warga meninggal prematur atau sebelum waktunya. Data tersebut diungkapkan oleh Pusat Helmholtz Center Munich yang didanai publik dan perusahaan swasta IVU Umwelt GmbH.
Studi yang ditangani Federal Office for the Environment itu menyimpulkan hampir 6.000 orang meninggal prematur pada tahun 2014. Kematian tersebut tidak diketahui penyebabnya atau diperparah oleh nitrogen dioksida atau NO2.
Pusat Helmholtz Center Munich menggunakan model statistik yang diterima secara luas untuk menentukan berapa banyak kematian dapat dikaitkan dengan NO2. Hasil tersebut coba dibandingkan dengan kematian akibat diabetes, asma, dan penyakit lainnya dengan catatan emisi di kota dan pedesaan.
Laporan setebal 172 halaman itu diterbitkan seminggu setelah pengadilan Jerman memutuskan kota-kota dapat melarang penggunaan mobil diesel sebagai bagian dari tindakan untuk memperbaiki kualitas udara. "Studi ini menunjukkan berapa banyak nitrogen dioksida yang membahayakan kesehatan di Jerman," kata Kepala Federal Office for the Environment MariaKrautzberger, dikutip dari TIME, Sabtu (10/3).
Laporan tersebut menemukan, jumlah kematian turun dari puncak 8.157 di tahun 2008, sejalan dengan turunnya emisi NO2 di Jerman secara bertahap. Pendekatan konservatif, hanya memeriksa penyakit yang memiliki hubungan baik dengan NO2 dan tidak termasuk dampak di daerah yang emisinya di bawah 10 mikrogram per meter kubik. Namun, ditemukan beban penyakit naik hingga 50 persen lebih tinggi di daerah dengan tingkat NO2 yang signifikan daripada di area dimana emisi berada di bawah ambang batas.