REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Peneliti menemukan sebuah raksasa gas atau planet besar yang tidak terdiri dari bebatuan atau benda padat yang ada di luar tata surya, yang ukurannya sebesar Saturnus. Di mana planet yang mengorbit dekat dengan bintangnya tersebut memiliki tiga kali lebih banyak air di atmosfernya seperti Saturnus sendiri.
Pejabat NASA mengatakan, penemuan mengejutkan ini akan mengubah pemahaman tentang keberadaan planet yang ada di sekitar bintang terbentuk. Tidak ada yang menduga akan melihat begitu banyak air di planet ini, yang disebut dengan WASP-39b. Sebab, planet tersebut bisa dikatakan sebagai "Saturnus yang panas" atau planet seukuran Saturnus yang sangat dekat dengan bintang induknya. Di mana, WASP-39b juga berada 20 kali lebih dekat jika dibandingkan dengan jarak Bumi ke Matahari.
WASP-39b begitu dekat dengan bintangnya sehingga planet ini terkunci secara diam-diam, yang berarti bahwa satu sisi planet ini selalu menghadap bintang. "Pada saat siang hari, panasnya mencapai 1,430 derajat Fahrenheit atau 777 derajat Celcius," kata pejabat NASA.
Terlepas dari kondisinya yang panas, air tetap ada di planet tersebut. Menurut data baru dari teleskop luar angkasa Hubble dan Spitzer, air di atmosfer WASP-39b menunjukkan bahwa planet ini pasti terbentuk lebih jauh dari bintang induknya berada, di mana sejumlah besar bahan es tersedia.
Pejabat NASA mengatakan, hal tersebut memiliki sejarah evolusioner yang menarik. Di mana, saat bergerak mendekat ke bintangnya, benda itu bisa saja mengganggu atau bahkan menghancurkan benda-benda planet lainnya.
"Kita perlu melihat ke luar sehingga kita bisa memahami tata surya kita sendiri. Tapi exoplanets menunjukkan kepada kita bahwa formasi planet lebih rumit dan lebih membingungkan daripada yang kita duga. Dan itu fantastis." kata Hannah Wakeford, penulis utama dari penelitian tersebut, seperti yang dilansir Space.com, Selasa (6/3).
Tim Wakeford menggunakan dua teleskop ruang angkasa untuk melihat WASP-39b, yang berjarak sekitar 700 tahun cahaya dari Bumi. Mereka menemukan air dengan melihat cahaya bintang yang menyaring atmosfer planet dan mengidentifikasi spektrum tanda uap air.
"WASP-39b menunjukkan bahwa exoplanet dapat memiliki komposisi yang jauh berbeda dari sistem tata surya kita," kata David Sing, seorang profesor astrofisika di Universitas Exeter, Inggris, yang juga ikut dalam penelitian tersebut.
Para ilmuwan berharap bisa menggunakan teleskop James Webb Space, yang dijadwalkan diluncurkan pada 2019, agat mendapatkan lebih banyak data tentang karbon di atmosfer planet ini. Peneliti mengatakan, ketika diketahui mengenai jumlah karbon dan oksigen di atmosfer planet ini, maka akan menghasilkan lebih banyak informasi tentang asal-usul WASP-39b.