Rabu 07 Mar 2018 05:00 WIB

Generasi Milenial Justru Sering Jadi Korban Penipuan Online

Sepanjang tahun lalu, sekitar 40 persen generasi milenial kehilangan uang.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Winda Destiana Putri
Penipuan online/ilustrasi
Foto: abc
Penipuan online/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Meski dikenal sebagai generasi yang begitu dekat dengan penggunaan teknologi, tapi generasi milenial justru paling banyak menjadi korban penipuan online, dibanding generasi-generasi terdahulu. Hal ini seperti temuan Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat, yang didasari dari keluhan pada konsumen pada sepanjang 2017.

Pada sepanjang tahun lalu, sekitar 40 persen generasi milenial, yang berusia 20 hingga 20 tahun, mengaku kehilangan sejumlah uang akibat penipuan online dan penipuan keuangan. Kondisi ini berbeda dengan responden berusia 70 tahun ke atas, yang hanya sekitar 18 persen. Penipuan online ini termasuk, kerugian akibat pencurian identitas dan penipuan pemberian kemudahan cicilan.

Secara keseluruhan, pada 2017, FTC melansir jumlah kerugian yang dialami konsumen akibat penipuan ini mencapai 905 juta dolar as. Angka ini menurun jika dibanding 2016, yang mencapai 842 juta dolar as. Hasil temuan ini pun seolah mematahkan anggapan, generasi yang lebih tua cenderung untuk lebih mudah ditipu dengan sistem online.

Sejumlah pakar keuangan menilai, meski generasi milenial lebih dekat dengan teknologi, tapi hal tersebut tidak bisa melindungi mereka terkait penipuan keuangan secara online. Generasi yang lebih tua justru memiliki pengalaman mengenai modus dari penipuan keuangan tersebut, apapun bentuknya.

''Konsumen yang lebih tua memiliki kewaspadaan dan pengetahuan yang lebih baik, terutama saat mengenali dan menduga adanya praktek penipuan. Mereka bahkan bisa memperingatkan orang lain mengenai potensi penipuan tersebut,'' kata Wakil Direktur Divisi Operasi dan Respon Keluhan Konsumen FTC, Monica Vava, seperti dikutip Daily Mail, Selasa (6/3).

Selain itu, berdasarkan riset dari firma MarkeWatch, generasi milenial cenderung berani untuk mengambil keputusan beresiko, termasuk yang berkaitan dengan kondisi keuangan mereka. Tidak hanya itu, generasi milenial juga dapat dengan mudah memberikan informasi personal mereka, seperti alamat email ataupun nama ibu mereka. Ini yang kerap dimanfaatkan oleh para pelaku-pelaku penipuan online.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement