Ahad 04 Mar 2018 12:29 WIB

Berapa Banyak Sampah yang Ada di Bulan?

Sebagian besar sampah Bulan ditinggalkan oleh astronaut NASA.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Dwi Murdaningsih
Astronaut NASA mendarat di permukaan bulan dalam misi Apollo 11.
Foto: nasa
Astronaut NASA mendarat di permukaan bulan dalam misi Apollo 11.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan memiliki banyak sampah di permukaannya. Namun, seberapa banyak? Dilansir dari Livescience, sampah di permukaan bulan termasuk perlengkapan bendera, beberapa pengorbit Bulan, palu dan bulu burung Falcon.

Palu dan bulu burung Falcon tersebut merupakan komponen eksperimen pada 1971 yang digunakan untuk menunjukkan bahwa benda-benda jatuh pada tingkat yang sama terlepas dari massanya. Selain itu, ada puluhan potongan puing-puing benda yang merupakan sisa penjelajahan ke Bulan.

Namun, berapa banyak sampah yang ada, apakah sampah tersebut ditinggalkan oleh manusia atau karena benda-benda tersebut dikirim ke Bulan, masih menjadi perdebatan.

Awan Polusi Kapal Laut Terlihat dari Luar Angkasa

Data yang dikutip dari Wikipedia, sampah yang ada di Bulan diperkirakan beratnya mencapai 181 ribu kilogram bobot di Bumi. Sejarawan NASA, William Barry berpendapat, perkiraan jumlah sampah tersebut kedengarannya masuk akal. Sebab, terdapat beberapa artefak berat, seperti lima kendaraan penjelajah Bulan masih ada di sana.

Barry mengatakan, sebagian besar sampah Bulan ini ditinggalkan oleh astronaut NASA yang mendarat di permukaan Bulan antara 1969 dan 1972 selama misi Apollo. Sampah lainnya berasal dari misi tanpa awak dari agen penjelajahan luar angkasa, termasuk di Amerika Serikat, Rusia, Jepang, India dan Eropa.

Sementara itu, lanjut Barry, peralatan lainnya yang masih bekerja di Bulan juga telah membantu ilmuwan belajar tentang bulan. Misalnya, satelit LCROSS (Lunar Crater Observation and Sensing Satellite) yang dikirim ke Bulan, guna mempelajari hidrogen yang ada di sana dan untuk mengkonfirmasi keberadaan air.

Misi tersebut berhasil dan LCROSS masih berada di permukaan bulan hingga saat ini. "Pada proyek rekayasa manapun, seperti mendarat di Bulan, anda merancang misinya untuk melakukan apa yang Anda butuhkan untuk dilakukan dan tidak jauh lebih banyak lagi. Perhatian sebenarnya adalah, bisakah kita membawa kru dengan selamat ke Bulan, bisakah mereka mendapatkan sampel yang mereka butuhkan dan dapatkah kita mengembalikannya kembali?," kata Barry.

Menurut Barry, peneliti dapat mempelajari benda-benda tersebut untuk melihat bagaimana benda tersebut mengatasi radiasi dan ruang hampa dari waktu ke waktu. Selain itu, NASA mengatakan, beberapa benda di Bulan juga masih digunakan, termasuk reflektor laser yang ditinggalkan oleh awak Apollo 11, yang memungkinkan peneliti dapat mengukur jarak antara Bumi dan Bulan.

NASA melaporkan, percobaan tersebut dapat membantu ilmuwan menyadari bahwa Bulan bergerak menjauh dari Bumi dengan kecepatan 1,5 inci atau 3,8 cm per tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement