Ahad 04 Mar 2018 05:10 WIB

Teknologi Kecerdasan Buatan Diterapkan untuk Diagnosis Mata

Sistem ini mampu mencapai akurasi 95 persen, dibanding dokter mata profesional.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Kecerdasan buatan/ilustrasi
Foto: wordpress.com
Kecerdasan buatan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SAN DIEGO -- Tim peneliti dari Universitas San Diego, Kalifornia, Amerika Serikat, berhasil menerapkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendiagnosis penyakit mata. Dengan tingkat akurasi mencapai 95 persen, hasil diagnosis yang dihasilkan diharapkan bisa digunakan untuk membantu pasien dalam mendapatkan perawatan medis yang cepat dan tepat.

Dalam riset tersebut, tim peneliti memadukan teknologi AI dengan data dari sistem komputer untuk mendiagnosis gangguan pada mata, terutama kebutaan pada retina. Sebelumnya, sistem komputer itu mengumpulkan ribuan data pupil dan iris mata dengan menggunakan metode Optical Coherence Tomographs. Metode ini merupakan metode yang kerap digunakan di klinik mata untuk memeriksa kondisi mata tanpa melalui operasi. Biasanya, metode ini digunakan untuk memeriksa kemungkinan adanya penyakit Diabetic Retihopahty.

Secara keseluruhan, tim penelitian melakukan pemindaian terhadap 200 ribu mata. Data ini nantinya dapat digunakan oleh teknologi AI untuk bisa mendiagnis penyakit mata. Fokus utamanya adalah untuk mendeteksi dua utama penyebab kebutaan total, yaitu degeneratif makula dan diabetic macular edema. Pada akhir penelitian, sistem ini mampu mencapai tingkat akurasi sebesar 95 persen, dibandingkan dengan diagnosa yang dilakukan oleh dokter mata profesional.

''Kecerdasan buatan memiliki potensi yang sangat besar untuk bisa membantu tenaga medis dalam mendiagnosa suatu penyakit. Selain itu, sistem ini dapat membantu melakukan analisa dan klasifikasi dari ribuan data, yang cukup sulit dilakukan oleh tenaga manusia. Semua ini pun dilakukan dengan waktu yang sangat cepat,'' kata salah satu tim peneliti, Profesor Kang Zhang, seperti dikutip Digital Journal, Ahad (4/3).

Penelitian ini pun tidak berhenti sampai di sini. Pada tahap selanjutnya, teknologi AI ini akan dikembangkan untuk bisa mendiagnosa gangguan mata lainnya. Selain itu, tim peneliti ini juga mulai mengembangkan kecerdasan buatan ini untuk bisa digunakan dalam mendiagnosa penyakit pneumonia pada anak-anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement