Jumat 23 Feb 2018 20:51 WIB

Pengguna Fixed Broadband Internet di Jabar, Rendah

Telkom menggenjot pembangunan infrastruktur fiber optik untuk jangkau pelosok daerah.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Antenna tower of PT Telkom in Banca Aceh (illustration)
Foto: Antara/Ampelsa
Antenna tower of PT Telkom in Banca Aceh (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jumlah pengguna fixed broadband internet di Jawa Barat (Jabar) masih rendah. Menurut Executive Vice President (EVP) Telkom Regional III Jabar-Banten, Ketut Budi Utama, dari sekitar 6 juta-8 juta masyarakat Jabar yang berada di atas garis kemiskinan, diperkirakan baru sekitar 500 ribu orang yang berlangganan fixed broadband internet, atau sekitar 6,25 persen-8,33 persen.

"Dari jumlah tersebut sekitar 300 ribu di antaranya adalah pelanggan Indihome," ujar Ketut saat memberikan sambutab di acara IndiHome Customer Gathering di Hotel El Royale, kemarin.

Ketut mengatakan, melihat hal ini, maka potensi pasar fixed broadband saat ini sangat besar. Apalagi, ke depan kebutuhan internet broadband akan semakin meningkat seiring dengan semakin masifnya penetrasi gaya hidup digital.

Saat ini saja, kata dia, sebagian masyarakat sudah semakin tergantung dengan solusi aplikasi digital. Mereka sudah memposisikan internet sebagai kebutuhan yang sama pentingnya dengan air bersih dan listrik.

"Bagi mereka, rumah tanpa internet bagaikan rumah tanpa jendela. Ke depan, populasi kelompok masyarakat dengan pola pikir seperti ini akan terus meningkat," kata Ketut.

Oleh karena itu, menurut Ketut, saat ini Telkom terus menggenjot pembangunan infrastruktur fiber optik agar mampu menjangkau setiap pelosok di tanah air. Upaya tersebut, bukan hanya dilakukan untuk tujuan bisnis, tapi juga menyukseskan program pemerintah dalam mendigitalkan Indonesia.

Berdasarkam data statistik, kata dia, peningkatan 10 persen penetrasi broadband bisa meningkatkan 3 persen sampai 4 persen pertumbuhan ekonomi suatu negara. "Telkom ingin memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia," katanya.

Tahun ini, kata dia, Telkom menargetkan untuk menambah sekitar 2 juta pelanggan IndiHome secara nasional. Dengan demikian, diproyeksikan pada akhir 2018 jumlah pelanggan IndiHome di Indonesia sudah mencapai 5 juta satuan sambungan.

"Dalam waktu tiga tahun sejak diluncurkan, kami bisa meraup 3 juta pelanggan. Oleh karena itu, kami optimistis dengan membidit target pertumbuhan hingga 67 persen tahun ini," kata Ketut.

Optimisme tersebut, kata dia, bukan hanya ditunjang gaya hidup digital masyarakat. Namun juga, kian maraknya trend bisnis digital. Karena, digitalpreneur membutuhkan akses internet yang stabil.

"Fixed internet broadband adalah jawabannya. Telkom ingin menjadi solusi untuk menjawab kebutuhan tersebut," katanya.

Saat ini, kata Ketut, selain fokus membangun infrastruktur fiber optik, saat ini Telkom juga serius menekan jumlah gangguan. Salah satunya adalah dengan menghadirkan aplikasi My IndiHome. Dengan adanya aplikasi My IndiHome, maka PT Telkom bisa menekan gangguan dari sekitar 5.000 kali per hari pada 2015-2016 menjadi paling banyak 2.000 kali.

"Dari jumlah tersebut, 85 persen gangguan diantaranya bisa diselesaikan dalam satu hari," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement