Kamis 22 Feb 2018 22:28 WIB

Dosen ITS Raih Gelar Doktor Setelah Teliti Sel Surya

Ini mengatasi ketergantungan dunia akan bahan bakar fosil.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Sel surya
Foto: wikipedia
Sel surya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dosen Departemen Fisika, Fakultas Ilmu Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Yoyok Cahyono melalui disertasinya mencoba meneliti sel surya. Penelitian sel surya dilakukan Yoyok karena merupakan bagian tak terpisahkan dari usaha penelitian untuk mengatasi secara bertahap ketergantungan dunia akan bahan bakar fosil.

"Sayangnya, penggunaan sel surya berbasis silikon kristal memerlukan material yang cukup banyak, sehingga harganya relatif mahal," kata Yoyok dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (22/2).

Yoyok menjelaskan, penelitian tersebut berhasil menumbuhkan film intrinsik lapis tunggal dan jamak dengan berbagai lebar celah pita energi, sifat-sifat dan parameter-parameter proses deposisinya. Dengan variasi lebar celah pita energi, absorptivitas atau tingkat serapan energi dapat menjadi lebih maksimal.

"Film intrinsik sel surya berbasis silikon amorf terhidrogenasi (a-Si:H) tersebut juga memegang peran penting untuk menyerap energi surya untuk mengeksitasi elektron (memindahkan energi tanpa ionisasi)," ujar Yoyok.

Yoyok melanjutkan, semua lapis dari film intrinsik dideposisi pada chamber PECVD (Plasma-Enhanced Chemical Vapor Deposition) yang sama dan dengan bahan gas yang sama. Selanjutnya, proses fabrikasinya diharapkan bisa menjadi lebih mudah, efektif, efisien dan murah.

"Harga yang lebih murah tersebut lantaran adanya penggunaan substrat kaca komersil serta serta konsentrasi silan yang rendah sebagai upaya yang dilakukan untuk mengurangi biaya produksi," kata Yoyok.

Yoyok juga mengungkapkan mimpinya menuju sel surya berbasis a-Si:H yang murah dan efisiensi melampaui 13,6 persen. Menurut ayah tiga anak itu, angka tersebut merupakan efisiensi terbaik sel surya yang berbasis silikon amorf.

Dosen yang berasal dari Situbondo tersebut juga menambahkan, jika dirinya dan Kelompok Penelitian Bahan Maju Sel Surya, Departemen Fisika ITS akan tetap melakukan penelitian terkait pengembangan metode dasar terkait fabrikasi dan efisiensi sel surya multilayer. "Selain menargetkan realisasi peningkatan efisiensi sel surya, kami juga bertekad untuk mewujudkan prototipenya," ujar Yoyok.

Dalam sidang yang dipromotori oleh Darminto, Suminar Pratapa, dan Zainuri tersebut, Yoyok Cahyono mendapat predikat sangat memuaskan. Adapun disertasi yang dipersentasikannya berjudul Pengembangan Film Intrinsik Lapis Jamak Sel Surya Berbasis Silikon Amorf Terhidrogenasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement