REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga riset eMarketer mengungkap hasil penelitiannya mengenai demografi pengguna Facebook di Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Lembaga yang berbasis di New York ini menyodorkan fakta mengejutkan bahwa anak-anak muda mulai meninggalkan Facebook. Sebagai gantinya mereka beralih ke media sosial lain seperti Snapchat dan Instagram.
Daily Mail melaporkan keengganan generasi muda beraktivitas di Facebook salah satunya dipicu karena alasan privasi. Generasi Z dan Milenial saat ini lebih menyukai media sosial yang lebih privat serta menawarkan aneka filter menarik.
eMarketer memprediksi Facebook akan kehilangan dua juta pengguna berusia 25 tahun ke bawah dalam setahun ke depan. Di sisi lain, sepanjang 2018 diperkirakan sekitar setengah juta orang berusia di atas 55 tahun akan bergabung di Facebook.
Jika riset ini mencerminkan kondisi global, dalam setahun sedikitnya 10 juta generasi muda akan berpaling dari Facebook. "Facebook punya 'masalah remaja'. Ramalan itu mengindikasikan lebih dari sekadar teori. Hasil ini adalah tanda bahwa anak-anak muda lebih memilih Instagram dan Snapchat," kata senior analis eMarketer Bill Fisher.
"Tantangan dan peluang Snap adalah bagaimana memanfaatkan demografi pengguna yang didominasi orang-orang muda," imbuh Fisher. Snapchat memang kian populer di kalangan muda dan remaja sejak kemunculan pertamanya di tahun 2011.
Di Snapchat, semua konten dibatasi waktu dan bisa dikirim secara personal ke pengguna lain atau grup tertentu. Inilah yang menjadi kunci menggaet pengguna muda. Dalam diskusi di Quora, mahasiswa pascasarjana bidang matematika dan machine learning di USC Joseph Philleo menyatakan aplikasi tersebut juga menawarkan fitur interaktif yang menarik audiens.
Riset eMarketer juga megungkap bahwa dalam setahun Instagram akan digunakan oleh 104,7 juta orang AS dan Snapchat digunakan oleh 86,5 juta orang. Angka pertumbuhan tersebut dapat dikatakan sangat fantastis.
"Snapchat mungkin juga akan merangsek pasar pengguna yang lebih tua karena mereka makin menyederhanakan penggunaannya. Pertanyaannya adalah apakah generasi muda akan tetap menggunakan Snapchat jika orang tua atau kakek neneknya ada di platform itu," jelas Kepala Analis eMarketer, Debra Aho Williamson.