Selasa 13 Feb 2018 14:45 WIB

11 Miliar Sampah Plastik Ancam Kelangsungan Terumbu Karang

Terumbu karang adalah organisme hidup yang mencakup sekitar 0,2 persen dari laut.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
Terumbu Karang
Foto: EPA
Terumbu Karang

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah studi baru telah memperingatkan, pencemaran plastik di lautan dunia mengancam terumbu karang yang sudah terancam punah karena penyakit. Lebih dari 11 miliar plastik saat ini menempatkan terumbu karang di seluruh Asia Pasifik berisiko terkena penyakit, dan menghancurkan habitat jutaan spesies ikan, kata penelitian tersebut.

Studi yang dilakukan oleh Pusat Keunggulan ARC untuk Studi Terumbu Karang di James Cook University di Australia memperkirakan bahwa tingkat ini akan meningkat 40 persen dalam waktu tujuh tahun. "Itu setara dengan sekitar 15,7 miliar item plastik di terumbu karang di Asia Pasifik pada 2025," kata Joleah Lamb, yang memimpin penelitian tersebut, dilansir dari laman Daily Mail.

Baca juga: Duh, Sampah Plastik di Laut Dimakan Ikan Teri

Ilmuwan masih belum yakin mengapa plastik sangat berbahaya untuk koral, akan tetapi paparan plastik menyebabkan organisme stres melalui kekurangan cahaya, pelepasan toksin, dan tidak adanya oksigen. Terumbu karang adalah organisme hidup yang mencakup sekitar 0,2 persen dari dasar laut, namun mencapai hampir seperempat dari semua keanekaragaman hayati yang ditemukan di lautan. Mereka sangat penting bagi perikanan, pengelolaan pesisir, dan saat ini berisiko karena pemanasan global, yang meningkatkan penyakit, serta dapat menyebabkan karang menjadi memudar dan mati.

Lamb dan timnya memeriksa lebih dari 120 ribu karang di 159 terumbu karang beberapa tercemar dengan plastik, yang lainnya tidak, dari Indonesia, Australia, Myanmar dan Thailand. Mereka menemukan bahwa kemungkinan penyakit meningkat dari empat menjadi 89 persen ketika karang bersentuhan dengan plastik.

"Barang plastik seperti yang biasa dibuat dari polipropilena, seperti tutup botol dan sikat gigi, telah terbukti menjadi sangat dihuni oleh bakteri yang terkait dengan kelompok penyakit karang yang menghancurkan secara global yang dikenal sebagai white syndrome," kata Lamb.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement