Kamis 08 Feb 2018 05:35 WIB

Virus, Kunci Pencarian 'Alien' di Luar Angkasa

virus memiliki jumlah yang sangat banyak dan mungkin berperan dalam evolusi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Winda Destiana Putri
Virus. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Virus. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Virus merupakan entitas biologis yang paling umum ditemukan di bumi. Jika dibandingkan, jumlah virus 10-100 kali lebih banyak dibandingkan organisme-organisme lain di Bumi. Baru-baru ini, tim peneliti asal Amerika juga menilai bahwa virus mungkin menjadi kunci penemuan kehidupan lain di luar angkasa.

"Memasuki abad kedua virologi, kita akhirnya bisa mulai berfokus (terhadap penelitian virus) di luar planet kita sendiri," ungkap profesor di bidang biologi dari Portland State University sekaligus salah satu peneliti, Ken Stedman, seperti dilansir Mail Online.

Bukan tanpa alasan peneliti mempertimbangkan virus dalam pencarian kehidupan lain di luar angkasa. Peneliti menilai virus memiliki jumlah yang sangat banyak dan mungkin berperan dalam evolusi. Oleh karena itu, virus dapat menjadi tanda penting kehidupan dari suatu planet dan juga bulan.

Baca juga: Virus Loapi Sebabkan Baterai Smartphone Panas

Peneliti menyebut upaya pencarian kehidupan lain di luar angkasa dengan penelitian virus ini sebagai astrovirologi. Astrovirologi merupakan kombinasi antara penelitian virus dengan astrobiologi untuk mendeteksi biosignature dan memahami bagaimana virus menyebar di luar angkasa.

"Virus bisa dikatakan berdampingan dengan kehidupan dalam bentuk seluler sejak awal kehidupan, mungkin telah terlibat langsung di dalamnya dan mempengaruhi evolusi seluler secara mendalam," sambung tim peneliti dalam paper berjudul Astrovirology: Viruses at Large in the Universe.

Tim peneliti juga menyatakan bahwa virus adalah satu-satunya entitas di Bumi modern yang menggunakan RNA atau DNA dalam bentuk untaian tunggal maupun ganda pada materi genetik mereka. Dengan demikian, virus dapat menjadi model bagi dunia protein RNA putatif.

Oleh karena itu, tim peneliti mendorong NASA dan badan antariksa lain untuk melihat keberadaan virus saat melakukan pencarian alien di luar angkasa. Beberapa lokasi seperti cairan yang terdapat di bulan milik Saturnus yaitu Enceladus dan bulan milik Jupiter yaitu Europa, serta deposit sedimen di Mars dapat menjadi tempat terbaik untuk menemukan virus-virus ini.

"Melalui paper ini, kami berharap dapat menginspirasi integrasi penelitian virus ke dalam astrobiologi dan juga menunjukkan pertanyaan tak terjawab dalam astrovirologi, khususnya mengenai deteksi biosignature virus dan apakah virus bisa menyebar di luar angkasa," ungkap tim peneliti.

Sebagian orang menilai pencarian virus 'alien' ini terdengar agak mengkhawatirkan karena masih adanya anggapan keliru mengenai virus. Terkait hal ini, Stedman menegaskan bahwa pencarian virus di planet lain bukan hal yang perlu ditakutkan.

"Jika kita dapat menemukan virus di planet lain, itu merupakan indikasi (adanya) kehidupan," terang Stedman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement