Rabu 07 Feb 2018 15:06 WIB

Alasan Mengapa Facebook Harus Hilangkan Tombol Like

Tombol Like memiliki dampak negatif bagi para pengguna.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Winda Destiana Putri
Tombol like. Ilustrasi
Foto: Mashable
Tombol like. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu fitur yang ada di sosial media adalah tombol thumbs-up atau Like. Tidak hanya di Facebook, sosial media besar lain seperti Instagram dan Twitter turut menggunakan fitur tersebut. Namun ternyata tombol Like memiliki dampak negatif bagi para pengguna.

Tombol Like menjadi ciri dari ketidakpedulian, menjadi cara untuk menunjukkan seseorang setuju tanpa investigasi lebih dalam. Kurangnya kepedulian pada posting yang diberi 'jempol' olah pengguna lain. Tentunya, hal ini dapat membantu untuk menyebarkan berita palsu, mencegah pembicaraan yang berarti, mendorong kedangkalan dan memperparah dampak media sosial secara psikologis.
 
Kecanduan media sosial sebagai penyakit di zaman ini tentu dipengaruhi oleh tombol like. Dimana tombol like seakan menjadi makanan untuk memenuhi kebutuhan bawaan. Pertanyaan mengenai berapa banyak orang yang menyukai postingan memebuat seseorang terus memperhatikan jumlah Like yang dia terima.
 
Di sisi lain, pengguna menjadi bersikap pasif terhadap pengguna lain, dimana tombol Like akan menggantikan percakapan nyata. Misalnya ketika seseorang mengunggah swafoto di Instagram, seseorang hanya akan menekan tombol Like untuk memastikan bahwa dia benar-benar mengikutinya sebagai teman.
 
Selain dampak nyata dari tombol Like, seperti keracunan detergen hanya untuk memperoleh banyak like dari penonton challenge, terdapat potensi dampak jangka panjang dari setiap Like tersebut. Salah satunya adalah merugikan kesehatan mental.
 
Hal tersebut bahkan diakui oleh Facebook. Para petinggi perusahaan mengutip penelitian yang menyatakan penggunaan Facebook secara pasif menyebabkan kesehatan mental semakin buruk. Dalam studi tersebut menemukan bahwa menyukai lebih banyak tulisan terkait dengan kesegatan mental dan fisik yang buruk, termasuk penurunan kepuasan dalam hidup.
 
Alasan tersebut cukup untuk membuat Facebook mengubah kebijakan News Feed pada awal 2018 lalu. Dimana mereka akan mengurangi konten posting berita yang memiliki banyak like dan memperbanyak posting teman pada timeline penggunanya.
 
Namun hal tersebut masih dinilai kurang. Seluruh fitur Like harus dihilangkan dari setiap bagian di Facebook. Bagaimanapun, perusahaan akan sulit menghilangkan tombol Like. Karena dari tombol Like awal dari Facebook memiliki pengguna hingga angka 2 miliar pada saat ini.
 
Seperti dilansir dari laman Mashable dari tombol Like, pembisnis mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai oleh para pengguna Facebook. Inilah pemicu bisnis periklanan Facebook saat ini. Ada baiknya jika Facebook menempatkan penggunanya di urutuan teratas dibanding bisnis iklannya. Pengguna Facebook akan lebih senang dengan hanya mengomentari postingan, tanpa berpikir memberi tombol like atau memilik emoji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement