Jumat 02 Feb 2018 13:38 WIB

Sosok Pemimpin Berpengaruh Terhadap Implementasi Smart City

UTS dan ITB akan membuat prototipe dalam memberikan solusi bagi Kota Cerdas.

Rep: Nora Azizah/ Red: Winda Destiana Putri
Smart City/ilustrasi
Foto: wikimedia
Smart City/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dekan Kerja Sama Internasional dan Eksternal untuk UTS School of Architecture University of Technology Sydney Prof. Anthony Burke mengatakan, secara konsep smart city di dunia tidak memiliki perbedaan. UTS dan ITB akan membuat prototipe dalam memberikan solusi bagi Kota Cerdas.

"Konsepnya dipengaruhi dari pandangan pemimpin di kota tersebut," ujar Burke dalam acara Media Briefing di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Burke mengatakan, itu sebabnya pelatihan terhadap pemimpin sangat diperlukan bagi masa depan kota cerdas. Pelatihan pemimpin di wilayah regional masing-masing diperlukan untuk melihat pembangunan smart city sesuai kebutuhan. Sebab, masing-masing kota pasti memiliki permasalahan yang berbeda meski berada di satu negara.

Burke menjelaskan, saat ini dunia sudah memasuki fase Konsep Smart City 3.0 atau konsep terakhir dari integrasi teknologi di sebuah kota. Kota Cerdas 3.0 tergolong dalam fase smart city yang cukup unik. Fase Smart City 3.0 tidak hanya mengedukasi masyarakat tetapi juga pemimpin di kota tersebut. Meski demikian fokus pengembangan smart city tetap berpusat pada masyarakat. "Ketika kota bertransformasi maka harus menjadi lebih baik dari sebelumnya, dan berdampak positif bagi warganya," lanjut Burke.

Dengan kerja sama tersebut, diharapkan bisa mewujudkan prediksi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa dunia akan memiliki 41 mega kota dengan 10 juta penduduk atau lebih pada 2030 mendatang, kemudian membangun kota pintar yang berkelanjutan. Kerja sama Australia dan Indonesia juga menguntungkan bagi banyak bidang tidak hanya bagi kedua negara tetapi juga di seluruh wilayah Asia Pasifik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement