Rabu 31 Jan 2018 20:20 WIB

Mitos Dunia tentang Gerhana Bulan

Berbagai kebiasaan dan ritual dilakukan karena ketidaktahuan akan penalaran ilmiah.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Winda Destiana Putri
Gerhana bulan Supermoon tampak dari kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Gerhana bulan Supermoon tampak dari kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).

REPUBLIKA.CO.ID, Fenomena super blue blood moon akan terjadi pada Rabu (31/1) malam. Tiga rangkaian fenomena dalam satu waktu ini akan menjadi yang pertama kali sejak 152 tahun lalu. Para astronom dan ahli mengajak masyarakat menikmati fenomena alam ini sebagai edukasi.

Namun nyatanya, gerhana bulan memiliki mitos tersendiri di berbagai belahan dunia. Berbagai kebiasaan dan ritual dilakukan karena ketidaktahuan akan penalaran ilmiah saat itu. Karena saat itu tidak ada yang menyanggah, jadilah tahayul yang diceritakan secara turun-temurun.

Berikut beberapa mitos mengenai gerhana bulan seperti dilansir dari laman Indian Express.

1. Orang-orang Suku Inca, orang Indian Amerika yang tinggal di daratan tinggi selatan Peru, menganggap bahwa gerhana bulan total terjadi karena jaguar yang menyerang dan memakan bulan. Karena serangan tersebut, warna bulan menjadi merah. Mereka khawatir setelah memakan bulan, jaguar akan menyerang bumi. Untuk mencegah hal ini, suku Inca melempar tombak ke arah bulan dan memukul anjing mereka agar menggonggong dan membuat banyak suara.

2. Suku Asli Amerika di Kalifornia

Mereka menganggap bulan memiliki 20 istri dan banyak hewan peliharaan. Hewan peliharaan akan menyerangnya jika dia tidak membawa cukup makanan sehingga dia berdarah dan warnanya menjadi merah selama gerhana bulan total berlangsung. Kemudian semua berakhir ketika istri datang untuk mengumpulkan darah dan menyembuhkan lukanya.

3. Komunitas Batammaliba di Togo dan Benin di Afrika melihat gerhana seperti matahari dan bulan akan bertempur dan mereka akan berkumpul untuk memohon agar berhenti berkelahi. Orang-orang berkumpul dan mendamaikan perbedaan mereka selama gerhana bulan total berlangsung.

4. Di India, orang-orang akan berpuasa pada saat gerhana bulan total berlangsung. Mereka beranggapan bahwa makan selama gerhana berlangsung akan menyebabkan gangguan pencernaan. Karena tidak ada cahaya matahari, mereka menganggap sinar gerhana meracuni makanan mereka.

5. Orang-orang akan menggunakan benda tajam dengan lebih hati-hati ketika gerhana bulan berlangsung. Mereka menganggap jika bagian tubuh terkena benda tajam, makan pendarahan akan sulit dihentikan dan waktu penyrmbuhan lebih lama. Selain itu, mereka percaya bahwa bekas lukanya tidak akan pernah hilang seumur hidup. Karena ketakutan itulah mereka memilih untuk berada di rumah dibandingkan bekerja pada saat gerhana bulan berlangsung.

6. Orang-orang percaya bahwa wanita hamil tidak boleh meninggalkan rumah ketika gerhana bulan berlangsung karena akan membahayakan janin mereka. Selain itu mereka tidak diperbolehkan menggunakan pisau atau benda tajam lain karena akan menganggu pertumbuhan calon bayi mereka.

7. Orang-orang percaya bahwa tidak baik untuk meninggalkan makanan di luar rumah ketika gerhana bulan berlangsung. Mereka juga menyarankan melempar atau menyimpan daun basil untuk mengusir iblis.

Menariknya, semua mitos tersebut berhubungan dengan kegelapan total dan menjadi larangan untuk tidak masuk ke dalam hutan. Bersyukur kini sudah ada listrik yang sedia menerangi meski gerhana bulan total berlangsung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement