Rabu 31 Jan 2018 13:43 WIB

Bulan Purnama Pengaruhi Banjir Rob

Pasang surut air laut terjadi secara rutin di pesisir pantai.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Winda Destiana Putri
Super Blue Blood Moon
Foto: Youtube
Super Blue Blood Moon

REPUBLIKA.CO.ID, Pasang surut air laut terjadi secara rutin di pesisir pantai. Namun di waktu tertentu seperti bulan purnama daerah pesisir seperti pantai utara dapat menyebabkan banjir rob atau banjir pasang.

Terdapat istilah bulan pertama atau bulan mati, yakni tangga 1 di kalender penanggalan jawa atau tanggal 14 atau 15 pada kalender Islam. Pengaruh gaya gravitasi yang kuat antara bumi dan bulan serta posisi satu garis dengan matahari membuat kontribusi gaya tarik membesar dan menyebabkan air pasang semakin besar.

"Sehingga di beberapa lokasi menyebabkan banjir pasang atau rob," papar Ketua Departemen Oseaografi Universitas Dipenogoro Semarang pada Republika, Selasa (30/1).

Dia menuturkan bahwa fenomena trilogi supermoon, yakni tiga rangkaian supermoon yang terjadi pada 3 Desember 2017, 2 dan 31 Januari 2018, yang akan menyebabkan banjir rob akan lebih besar dibanding fenomena atau waktu lain. "Ini juga diperparah dengan curah hujan tinggi saat ini, menyebabkan aliran air dari sungai yang datang ke lau akan memperparah daerah di sekitar laut seperti Jakarta, Semarang dan daerah sekitarnya," lanjutnya.

Dia menuturkan bahwa masyarakat di sekitar laut harus bersiap menghadapi dampak dari fenomena tersebut. "Masyarakat akan terkena genangan banjir yang tinggi, mereka menjaga rumah masing-masing supaya lebih siaga dari kemungkinan banjir yang akan terjadi," lanjutnya.

Dia menuturkan bahwa persiapan baik dari pemerintah maupun masyarakat sudah diupayakan. "Sudah dipersiapkan alat pompa, perbaikan drainase dan perbaikan lingkungan. Itu juga salah satu cara untuk meringankan beban masyarakat ketika nanti ada rob," paparnya.

Meski begitu, terdapat daerah tertentu yang pasti akan terkena banjir rob meski tidak ada hujan sekalipun. "Di beberapa lokasi seperti Semarang, Demak, Tegal, Pekalongan itu pasti tergenang, hujan ga ada hujan tergenang. Karena posisinya sudah hampir sama dengan air laut," ujarnya.

Dia mencontohkan bagaimana masyarakat di pesisir menaikkan rumah mereka dan sudah beradaptasi dengan banjir rob. "Kondisi normal pasang itu 60 cm, sementara posisi rumah atau tanah hanya 20 cm dari permukanan ait laut rata-rata.

Di beberapa lokasi masyarakat sudah beradaptasi dengan menaikkan rumahnya hingga 1 meter atau membuatnya menjadi rumah panggung. Seperti di demak yang menjadi salah satu kawasan terkena banjir rob.

"Arena mereka yang tidak mau direlokasi atau dipindah, karena turuntemurun hidup disana, cari nafkah disana, keluarganya disana, dia enggan pindah kalau terjadi rob, sebagai upaya untuk melakukan adaptasi dengan rob dia menaikan rumahnya," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement