Rabu 31 Jan 2018 00:52 WIB

BKPM Himpun Data Investasi yang Diterima Perusahaan Startup

total pengumuman investasi sektor "e-commerce" pada 2017 mencapai 4,8 miliar dolar.

Kepala Badan Koordinasi Bidang Perekonomian (BKPM) Thomas Lembong memberikan keterangan terkait hasil rapat terbatas investasi dan persadangan, Jumat (5/1).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Kepala Badan Koordinasi Bidang Perekonomian (BKPM) Thomas Lembong memberikan keterangan terkait hasil rapat terbatas investasi dan persadangan, Jumat (5/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan menghimpun data investasi yang diterima sejumlah perusahaan "startup" digital menyusul banyaknya pemberitaan mengenai modal yang disuntikkan sejumlah perusahaan raksasa kepada "startup" lokal.

"Kalau kita lihat pengumuman dari perusahaan 'e-commerce' atau 'startup', banyak pengumuman mengena investasi triliunan bahkan puluhan triliun, tapi angka ini setahu saya masih belum tercermin dalam 'database' kami," kata Kepala BKPM Thomas Lembong dalam paparan mengenai realisasi investasi 2017 di Jakarta, Selasa.

Menurut Tom, sapaan akrab Thomas, fenomena pertumbuhan yang masif dari sektor digital itu begitu mendadak, yakni baru dimulai sekitar dua tahun lalu. Meski demikian, ia mngatakan bukan berarti sebelumnya hal tersebut belum terjaid, melainkan hanya jumlahnya masih kecil.

"Tiba-tiba secara mendadak angkanya melonjak jadi miliaran dolar. Terus terang saya merasa kita sedikit keteteran. Kita seringkali mengalami ksulitas mengklasifikasi ke dalam bidang usaha karena sangat beragam. Misalnya saja, Gojek itu portal atau transportasi?" katanya.

Dalam hitungan kasar tim BKPM, Tom menyebut total pengumuman investasi di sektor "e-commerce" pada 2017 mencapai 4,8 miliar dolar AS. Hitungan itu didapat dari pemberitaan di media yang dipantau timnya.

Nilai tersebut diklaim sudah mencapai lebuh dari separuh total nilai investasi sektor migas sepanjang 2017 yang sebesar 9 miliar dolar AS. "Jadi skalanya sudah besar, pertumbuhannya 30 persen-50 persen per tahun," ujarnya.

Menurut dia, investasi di sektor ekonomi digital dan perdagangan online yang tinggi itu, hingga saat ini belum tercatat dalam capaian realisasi investasi tahunan Indonesia. Padahal, pertumbuhannya yang tinggi memiliki potensi sehingga harus ada upaya agar para penanam modal tidak beralih ke negara lain.

"Jadi ini pendataan yang perlu dibenahi dalam satu hingga tiga tahun ini. Dalam beberapa minggu ini kami akan surati, kami akan kejar perusahaan pelaku dan investor untuk menyampaikan laporan formal ke BKPM mengenai jumlah yang sudah direalisasi," tuturnya.

BKPM mencatat realisasi investasi sepanjang 2017 mencapai Rp692,8 triliun, melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp678,8 triliun.

Penanaman modal dalam negeri (PMDN) sepanjang 2017 mencapai Rp262,3 triliun, naik 21,3 persen dibanding capaian 2016 sebesar Rp216,2 triliun. Ada pun penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp430,5 triliun, naik 8,5 persen dibanding capaian 2016 sebesar Rp396,6 triliun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement