Selasa 30 Jan 2018 14:40 WIB

Penjelasan tentang Super Blue Blood Moon

Purnama dan gerhana tampak lebih besar dari biasanya.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Winda Destiana Putri
Super Blue Blood Moon.
Foto: Mashable
Super Blue Blood Moon.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerhana bulan total 31 Januari 2018 akan terlihat di seluruh Indonesia. Gerhana bulan yang akan terjadi usai maghrib esok hari ini dapat disebut sebagai Super Blue Blood Moon.

"Gerhana bulan pada 31 Januari 2018 boleh disebut Super Blue Blood Moon," ujar Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) T. Djamaluddin dalam tulisannya, dikutip oleh Republika.co.id, Selasa (30/1).

Djamal menjelaskan, proses gerhana akan terjadi mulai pukul 18:48 WIB, kemudian gerhana bulan total pukul 19.52-21:08 WIB, dan berakhir pukul 22:11 WIB. Umat Islam dapat melaksanakan shalat gerhana seusai shalat isya.

Prosesnya, mulai pukul 18:48 WIB bagian bawah (sisi Timur) purnama mulai tergelapi oleh bayangan bumi. Kemudian pukul 19.52 sampai 21:08 bulan menjadi gelap kemerahan saat seluruh purnama masuk ke bayangan inti bumi.

"Warna merah disebabkan oleh pembiasan cahaya matahari oleh atmosfer bumi," kata Djamal.

Setelah itu, secara perlahan cahaya purnama mulai tampak dari bagian kanan bawah (Timur). Dan proses gerhana berakhir pada pukul 22:11 WIB.

Menurut Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, gerhana kali ini menarik perhatian publik karena sebutannya adalah Supermoon, karena jarak bulan masih terdekat dengan bumi. Dengan demikian, purnama dan gerhana tampak lebih besar dari biasanya.

Selain itu, gerhana bulan juga disebut Blue Moon karena ini purnama kedua pada bulan Januari, setelah 1 Januari lalu. Gerhana bulan total juga sering disebut Blood Moon karena saat gerhana total bulan tampak merah darah.

"Makanya boleh disebut Super-Blue-Blood-Moon," ujar Djamal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement