Jumat 26 Jan 2018 01:03 WIB

Penelitian Menunjukkan Berkonsultasi Memang Perlu Dilakukan

Sebuah penelitian mengatakan bahwa kebijaksanaan dari orang banyak memang ada.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Winda Destiana Putri
Diskusi. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Diskusi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika membuat keputusan atau memecahkan teka-teki disebut bahwa dua kepala memang lebih baik daripada satu. Sebuah penelitian mengatakan bahwa kebijaksanaan dari orang banyak memang ada.

Hal ini dibuktikan dengan sebuah kelompok yang beranggotakan lima orang lebih mampu menjawab pertanyaan dibanding ketika seorang diri. Dilansir dari Daily Mail, penelitian ini sudah diuji dengan memberikan pertanyaan seperti tinggi dari menara Eiffel dan berapa jumlah kaisar di kekaisaran Romawi. Seperti yang sudah diduga bahwa kesalahan jawaban dari kelompok tersebut setidaknya berkurang sebanyak 50 persen dibandingkan saat satu orang menjawab sendiri.

Beberapa ahli memang menyatakan bahwa lebih baik untuk tidak berkonsultasi atau bertanya pada orang lain. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya 'pemikiran kawanan', sebuah pemikiran yang menjelaskan mengenai kecelakaan keuangan hingga kultus sesat yang berbahaya. Namun penelitian terakhir yang dipimpin oleh University College London menyarankan orang-orang bekerja sama untuk berbagi argumen dan bermusyawarah untuk menghasilkan jawaban yang benar.

Penulis utama yaitu Dr Joaquin Nvajas yang saat ini berada di Universitas Torcuato Di Tella, Argentina menyatakan, "Banyak penelitian sebelumnya tentang kebijaksanaan orang banyak menemukan bahwa berdiskusi dengan orang lain dapat menghambat kebijaksanaan kolektif karena adanya pengaruh sosial dan mengarah pada sebuah tindakan tiruan dan kekuatan orang banyak menjadi hilang".

Dirinya kemudian mengatakan bahwa hasil penelitian yang mereka lakukan membawa hasil yang mengejutkan. Mereka menemukan bahwa pengaruh sosial dan musyawarah dalam kelompok benar-benar meningkatkan kebijakan orang banyak. Dengan merata-rata perkiraan kolektif yang berasal dari kelompok berbeda, penelitian tersebut menemukan bahwa kelompok tersebut menjadi lebih bijaksana dan kesalahan keputusan atau jawaban menurun sekitar 50 persen.

"Efek ini begitu besar sehingga hanya dengan merata-rata empat kelompok pilihan bisa mengungguli kebijaksanaan kelompok yang berjumlah 5.180 orang," ujar Joaquin Nvajas.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Human Behaviour menunjukkan bahwa diskusi kelompok memungkinkan orang untuk berbagi argumen yang dapat meningkatkan pemahaman mereka akan suatu masalah. Hal ini didasarkan pada 5.180 orang yang diajukan pertanyaan mengenai pengetahuan umum, yang didalamnya terdapat pertanyaan mengenai jumlah gol yang dicetak di Piala Dunia FIFA 2010 dan jumlah lift di Empire State Building.

Ketika sendirian seseorang membutuhkan waktu 20 detik untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kemudian mereka diatur dalam kelompok yang berjumlah lima orang dan diberi waktu satu menit untuk menjawab empat dari delapan pertanyaan asli.

Studi tersebut menemukan bahwa kesalahan mereka bisa dikurangi hingga 49,2 persen saat berada dalam kelompok. Misal jika jawaban yang benar adalah 100 dan seseorang menjawab 200, maka saat mereka bekerja dalam kelompok mereka bisa menjawab dengan angka yang mendekati benar yaitu 150.

Ketika ditanya bagaimana mereka bisa sampai pada keputusan bersama, mereka menjawab, "kami saling berbagi argumen dan alasan bersama-sama". Peneliti sendiri menulis bahwa hasil tersebut berbeda dengan literatur yang ekstensif mengenai perilaku kelompok dan perilaku disfungsional yang mendorong kita untuk bersikap semandiri mungkin. Dan sebaliknya penemuan mereka konsisten dnegan penelitian dalam pembelajaran kolaboratif yang menunjukkan bahwa strategi 'thing-pair-share' serta diskusi dapat meningkatkan pemahaman mengenai masalah konseptual.

Penulis yang sama juga menemukan bahwa kelompok yang memiliki pendapat berlawanan dapat mencapai kesepakatan di kasus ketiga. Dalam sebuah blog mereka menulis, "karena polarisasi tampaknya telah menghancurkan masyarakat kita dalam berkelompok, penemuan kita menemukan sebuah hasil yang bisa menjadi benih optimisme".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement