REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan penelitian kacang tanah varietas baru. Keunggulannya, varietas kacang ini memiliki jumlah biji lebih banyak, ukuran lebih besar dan produktivitas lebih tinggi dibandingkan kacang tanah pada umumnya.
Ketua Peneliti, Budi S Daryono mengatakan, varietas kacang tanah baru ini miliki karakter yang berbeda dengan jenis kacang tanah yang ada selama ini. Kacang ini memiliki biji dengan jumlah minimal tiga dan maksimal lima.
Sedangkan, lanjut Budi, biji dan polong yang ada memiliki ukuran lebih besar dibandingkan kacang tanah pada umumnya. "Produktivitas pertanaman juga tergolong tinggi, kurang lebih 25 polong pertanaman," kata Dekan Fakultas Biologi UGM tersebut, Kamis (18/1).
Ia menerangkan, kacang ini dikembangkan melalui teknik polipodisasi atau penggandaan kromosom tumbuhan. Dengan begitu, tanaman yang dihasilkan memiliki ukuran karakter fenotip baik akar, batang, daun, bunga dan biji yang umumnya lebih besar dari tanaman aslinya.
Selain itu, ia menilai kacang yang dikembangkan di bawah Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi UGM ini memiliki ciri yang unik. Pasalnya, bagian kulit bijinya memiliki corak lurik atau bercak-bercak garis ungu kecoklatan.
Budi turut mengungkapkan pertimbangan adanya karakter unk berupa lurik pada kulit, biji ampai minimnya penelitan atas kacang jenis tersebut. Karenanya, Budi mengaku ke depan akan mengajukan nama ilmiah baru.
Khususnya, lanjut Budi, atas tingkat varietas menjadi kacang tah (Arachis hypogaea car. Lurikensis). Menurut Budi, pihaknya terus berusaha mengekplorasi lebih jauh informasi-informasi ilmiah mengenai kacang jenis tersebut.
"Bukan tidak mungkin, ke depan Fakultas Biologi UGM akan berkontribusi nyata dalam perumusan nama imliah baru tingkat varietas menjadi kacang tanah," ujar Budi.
Advertisement