Ahad 14 Jan 2018 05:30 WIB

Hidup tanpa Gravitasi, Astronaut Alami Demam Luar Angkasa

Rep: Nora Azizah/ Red: Winda Destiana Putri
Astronot
Foto: ABC News
Astronot

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian baru menemukan fakta terhadap perubahan suhu badan astronaut di luar angkasa. Dilansir melalui Science Alert, astronot akan mengalami perubahan suhu tinggi akibat hidup tanpa gravitasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Klinik Charite Universitatsmedizin, Berlin, Jerman, tersebut mengungkapkan bahwa suhu badan astronot meninggi hingga mengalami demam. Para peneliti melakukan riset dengan menggunakan alat baru, yakni penggabungan sensor suhu permukaan kulit dengan fluks panas.

"Alat mampu mengukur perubahan suhu di dalam arteri," kata Hanns Christian Gunga, salah satu dari tim peneliti. Suhu badan astronaut tidak naik secara tiba-tiba. Suhu tubuh naik dalam waktu berbulan-bulan, tepatnya selama berada di luar angkasa dan pada perjanan menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Alat sensor ditempel pada dahi sehingga para peneliti bisa membaca data tersebut. Tim peneliti melakukan riset terhadap 11 astronaut, dan secara keseluruhan mengalami kenaikan suhu tubuh. Berdasarkan penelitian, suhu tubuh meningkat hingga 40 derajat celcius dalam waktu dua setengah bulan. Kenaikan suhu tubuh tersebut terjadi tidak hanya saat astronaut melakukan aktivitas, bahkan ketika beristirahat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement