REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) akan segera memulai pagelaran Pemilihan Miss Internet Indonesia 2018. Acara pemilihan dengan konsep unik ini akan menjadi ajang mengampanyekan penggunaan internet kreatif dan cerdas.
Ketua Umum APJII Jamalul Izza menyampaikan kontes tersebutmenggabungkan kecantikan dengan intelektualitas di bidang teknologi. Kami ingin memberikan edukasi bagaimana seseorang itu harus cerdas dan kreatif dalam menggunakan teknologi," kata dia dalam siaran pers yang diterima Republika.
Apalagi, tambahnya, akan lebih baik jika teknologi tersebut membawa manfaat dalam kehidupan masyarakat. Para peserta Miss Internet Indonesia 2018 tidak hanya di pilih berdasarkan kecantikan semata, namun juga harus bisa menyampaikan pesan ke masyarakat bagaimana menggunakan teknologi di era 'zaman now'.
"Mereka juga harus memiliki pengetahuan tentang teknologi digital seperti bagaimana mengelola blogging, membuat vlog yang kreatif dan tidak menggunakan unsur SARA," kata dia. Terlebih lagi mereka juga bisa menceritakan keindahan Indonesia kepada dunia luar.
Jamal berharap ajang ini bisa ditujukan juga untuk mendukung berbagai program pemerintah seperti untuk menekan hate speech, mencegah konten berbau SARA dan meningkatkan semangat nasionalisme. Serta meningkatkan sentimen positif di Indonesia terkait berbagai hal melalui internet.
"Betapa pentingnya penggunaan internet yang bijak. Kita sudah capek melihat dan mendengar perang cyber di dunia medsos yang terkadang sayangnya mengandung kebencian dan acapkali ujung-ujungnya hanya untuk menjatuhkan seseorang dan atau pemerintah," katanya.
Asosiasi, tambah Jamal, ingin menunjukkan hal-hal yang baik dalam media sosial dan tidak menolerir berita hoax. "Harapan kami, Miss Internet Indonesia akan aktif mensosialisasikan penggunaan internet yang cerdas dan juga menjelaskan cyber security dalam program kedepannya," tutur Jamal.
Tidak hanya itu, Pemenang Miss Internet Indonesia 2018 juga diharapkan dapat menjadi duta untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri. Agar produk-produk Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri, contohnya dapat mempresentasikan produk teknologi seperti mobile application, online shopping, dan lain-lain.
Kedepannya, APJII berharap bisa mengadakan kontes lainnya dalam skala nasional untuk mempromosikan visi dan misi asosiasi, diantaranya kontes yang berkaitan dengan dunia cyber, pendidikan tentang Internet dan techno-preneurship.
Marsya Gusman yang merupakan Miss Internet Indonesia 2017 mengakui ajang ini telah menjadikan loncatan penting di karier dan kehidupannya. Ia dapat turut mengkampanyekan internet bersih, selektif, dan aman di Indonesia. Selain itu, mencerdaskan netizen dalam meningkatkan kemampuan berinternet yang positip.
"Bangsa kita tidak boleh kalah dalam pemahaman era digital zaman now dengan negara-negara lainnya," ujar Marsya.
Pencarian finalis miss internet perwakilan wilayah APJII dakan dihelat di 12 kota wilayah APJII, dalam kurun waktu dua bulan. Agenda penyisihan dimulai pada awal September hingga Oktober 2018 yang diawali di Medan dan Batam, lalu berlanjut ke Balikpapan, Lampung, Bali, Pekanbaru, Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Bandung dan Jakarta-Banten.
Usai fase penyisihan wilayah itu, puncaknya akan dihelat Grand Finale pemilihan Miss Internet Indonesia 2018 pada 3 November 2018 di ICE BSD, Serpong, Tangerang, Banten.
Advertisement