Kamis 04 Jan 2018 14:09 WIB

NASA Berhasil Urutkan DNA Mikroba Luar Angkasa

Rep: Noer Qomariah Kusunawardhani/ Red: Winda Destiana Putri
Luar Angkasa
Foto: ap
Luar Angkasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Astronot NASA berhasil mengurutkan DNA mikroba yang ditemukan di dalam Stasiun Luar Angkasa Internasional. Mereka menandai organisme yang tidak diketahui untuk diurutkan dan diidentifikasi sepenuhnya untuk pertama kali.

Mikroba ini sebelumnya harus dikirim ke Bumi untuk dianalisis dan merupakan sebuah langkah penting dalam mendiagnosa penyakit astronot. Pejabat NASA juga mengatakan penemuan ini kemungkinan bisa digunakan untuk mengidentifikasi kehidupan berbasis DNA yang ditemukan di planet lain pada suatu hari nanti. Periset di Bumi sekarang telah berhasil memverifikasi identifikasi mikroba itu benar.

Sebagai bagian dari misi Genes in Space-3, tahun lalu astronot menyentuhkan lempeng petri kepermukaan di stasiun luar angkasa dan berhasil menumbuhkan bakteri di sana menjadi koloni yang digunakan untuk memperkuat dan diurutkan oleh astronot NASA Peggy Whitson. Pada Juli 2016, astronot NASA Kate Rubins menjadi orang pertama yang mengurutkan DNA di luar angkasa.

Namun eksperimen terbaru ini adalah sel pertama yang ditransfer untuk dianalisis dan organisme pertama yang tidak diketahui diidentifikasi diluar angkasa. Saat Whitson memimpin eksperimen stasiun luar angkasa, ia dipandu oleh ahli mikrobiologi NASA Sarah Wallace dan timnya di Johnson Space Center di Houston. Tapi saat badai Harvey terjadi, Whitson bersiap untuk mengurutkan DNA.

"Kami mulai mendengar laporan badai Harvey saat Peggy melakukan bagian pertama untuk mengumpulkan sampel dan bersiap untuk urutan sebenarnya," kata Wallace, dikutip dari Fox News, Kamis (4/1). Pada akhirnya, Pusat Integrasi Operasi Payload di Pusat Penerbangan Luar Angkasan NASA di Alabama membantu menghubungkan Whitson dan Wallace melalui telepon pribadi Wallace.

Wallace membimbing Whitson untuk mengurutkan DNA sebelum mengirim data kembali ke Houston. "Kami segera melihat satu mikroorganisme muncul dan kemudian yang kedua muncul. Mereka adalah hal-hal yang selalu kami temukan di stasiun luar angkasa. Validasi hasil ini adalah saat kami mengembalikan sampel ke uji coba di Bumi," ujarnya.

Baca juga: NASA Umumkan Misi Terbaru Mereka untuk Mendarat ke Titan

Whitson dan sampel melakukan perjalanan kembali ke Bumi pada September2017 ketika fase berikutnya dari misi Genes in Space-3 dimulai. Para ilmuwan mengurutkan mikroba itu lagi di Bumi dan memastikan masing-masing telah diidentifikasi dengan benar.

Sebelum percobaan ini, astronot telah memperkuat DNA untuk analisa pada stasiun luar angkasa menggunakan alat yang disebut pemancar termal mini PCR. Mereka telah membuat sekuens sampel DNA dengan perangkat yang disebut MinION. Tapi, akhirnya mereka berhasil menggabungankan keduanya.

"Ini adalah kolaborasi alami untuk menggabungkan kedua teknologi karena secara individual keduanya hebat. Namun secara bersama-sama, mereka memungkinkan aplikasi biologi mokuler yang sangat kuat," kata pejabat NASA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement