Ahad 24 Dec 2017 02:00 WIB

Penyakit Jamur Mematikan Ancam Spesies Ular di Seluruh Dunia

Rep: Rossi Handayani/ Red: Esthi Maharani
Ular cooperhead
Foto: .
Ular cooperhead

REPUBLIKA.CO.ID, Para ilmuwan memperingatkan bahwa penyakit mematikan yang disebabkan oleh jamur telah mempengaruhi beberapa spesies ular di Amerika Serikat. Jamur tersebut telah menimbulkan ancaman besar bagi populasi ular di seluruh dunia karena menyebar dengan cepat.

Dijuluki penyakit jamur ular, infeksi tersebut disebabkan oleh jamur Ophidiomyces ophidiodiicola. Sebanyak 23 spesies liar di AS, termasuk ratsnake, milksnake, gartersnake, dan viperidae telah terinfeksi oleh penyakit fatal yang juga ditemukan pada tiga spesies Eropa.

"Ini benar-benar skenario terburuk. Studi kami menunjukkan bahwa responden pertama seharusnya tidak hanya mencari beberapa jenis ular yang memiliki penyakit ini, tapi juga di seluruh komunitas," kata Frank Burbrink, associate curator di Museum Department of Herpetology and penulis utama makalah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science, dilansir dari laman Ibtimes, Sabtu (23/12).

Penyakit jamur menyebabkan lesi yang menyebar cepat pada kepala dan tubuh binatang. Meski goresan bisa hilang, terdapat perubahan lainnya pada kebiasaan sehari-hari karena infeksi dapat menempatkan reptil pada risiko bahaya lainnya, seperti predasi, paparan dan kelaparan.

Menurut para periset, jamur mematikan telah menyebar pada sebagian besar ular di wilayah Amerika Serikat Bagian Timur. Sebagian besar mencakup habitat padang rumput pesisir, hutan, dan sekitarnya dan daerah kering di sebelah timur Continental Divide. Penyakit ini terutama menyerang kulit ular, dan kondisi yang dialami ular liar dapat menyebabkan perkembangan infeksi yang mengancam jiwa.

"Beberapa penyakit satwa yang paling parah yang pernah didiagnosis, seperti sindrom hidung putih pada kelelawar dan chytridiomycosis pada amfibi, disebabkan oleh patogen jamur. Penyakit ini memiliki dampak besar karena mempengaruhi beberapa spesies, dan sekarang terlihat seperti penyakit jamur ular," ujar Jeffrey Lorch, seorang ahli mikrobiologi Geological Survey National Wildlife Health Center.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement