Kamis 21 Dec 2017 18:44 WIB

Google Blokir Situs yang Sembunyikan Negara Asal

Rep: Christiyaningsih/ Red: Winda Destiana Putri
Berita bohong atau hoax.
Foto: kemkominfo
Berita bohong atau hoax.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Internet saat ini dipenuhi banyak berita bohong yang dibuat di berbagai belahan dunia. Kemenangan Donald Trump menduduki kursi Presiden AS merupakan salah satu contoh nyata bagaimana berita-berita hoax mampu memengaruhi dinamika sebuah negara.

Sebagaimana diketahui saat kampanye pilpres AS berlangsung, serbuan iklan propaganda yang menjatuhkan Hillary banyak muncul di media sosial. Belakangan baru diketahui informasi-informasi bohong itu dikendalikan dari Rusia.

 

Demi mengurangi arus berita-berita palsu yang bertebaran di jagat maya, Google menerapkan aturan baru. Dilansir dari Mashable, raksasa teknologi ini akan memblokir situs yang menyembunyikan dari negara mana ia berasal.

 

Dalam pernyataan resminya, kebijakan ini diterapkan untuk bertujuan mengurangi informasi hoax di internet. Langkah ini mungkin terbilang sederhana namun dinilai bisa menghambat penyebaran berita palsu.

 

Dalam kondisi ideal, masyarakat seharusnya menerima informasi-informasi dari sumber yang bereputasi dan terpercaya. Akan tetapi perkembangan internet dan media sosial menyebabkan aneka situs dan akun bisa dengan leluasa menciptakan kabar-kabar palsu. Keadaan ini menyebabkan masyarakat sulit membedakan mana informasi yang benar dan mana yang bohong.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement