Kamis 21 Dec 2017 05:37 WIB

Jetlag Berpotensi Memicu Kanker dan Tumor

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Winda Destiana Putri
Beoergian dengan pesawat terbang. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Beoergian dengan pesawat terbang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Bagi Anda yang sering melakukan perjalanan udara mungkin kerap mengalami perubahan waktu tidur atau merasa lelah setelah perjalanan panjang dengan melintasi beberapa zona waktu menggunakan pesawat terbang. Situasi yang biasa disebut Jetlag ini ternyata memiliki pengaruh pada kesehatan.

   

Penelitian terbaru di Inggris menyatakan, setiap dua menit terdapat seorang yang didiagnosis mengidap kanker karena jetlag. Hal tersebut dipengaruhi perubahan waktu yang Anda rasakan setelah menempuh perjalanan ratusan bahkan ribuan kilometer yang nyatanya dapat memengaruhi protein yang bertugas menekan kanker. 

Penulis utama Dr Angela Relgio dari Universitas Charit-Medical Berlin mengatakan, waktu memiliki komponen penting sebagai penekan tumor. Perbedaan waktu yang dialami seseorang setelah melakukan perjalanan panjang tentunya mempengaruhi ketahanan tubuh dalam menekan bibit tumor dan kanker.

"Jam internal kita selaras dengan isyarat cahaya dan gelap eksternal, dan mendorong perilaku dan tingkat aktivitas orang sehingga jika terjadi perubahan waktu maka seluruh kebiasaan kita akan berubah pula," kata Angela dilansir laman Dailymail.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement