Selasa 19 Dec 2017 01:10 WIB

Pada 2023 Mendatang akan Ada 1 Miliar Pelanggan 5G Dunia

Rep: Nora Azizah/ Red: Winda Destiana Putri
Teknologi jaringan 5G. Ilustrasi
Foto: Techradar
Teknologi jaringan 5G. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan pengembang teknologi komunikasi Ericsson memrediksi, akan ada sekitar 1 miliar pelanggan pengguna 5G dalam waktu enam tahun mendatang. Prediksi tersebut lahir berdasarkan Ericsson Mobility Report edisi November 2017. Bahkan prediksi tersebut menjadi salah satu statistik utama dari studi yang dilakukan Ericsson terhadap peningkatan mobile broadband secara global.

Vice President of Network Solution Ericsson Indonesia Ronni Nurmal menjelaskan, 5G akan mencakup lebih dari 20 persen populasi dunia pada akhir tahun 2023. "Jaringan komersial pertama yang akan dirilis adalah berbasis pada 5G New Radio (NR), dan diharapkan bisa siap untuk 2019," jelas Ronni. Namun peluncurannya memang akan lebih banyak terjadi setahun kemudian. Penyebaran awal 5G juga diperkirakan akan terjadi di beberapa pasar negara, seperti Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, Jepang, dan Cina.
 
Ronni memaparkan, 5G akan menghasilkan tambahan 30 persen pertumbuhan pendapatan potensial bagi operator di Indonesia dalam sembilan tahun mendatang. Namun demikian penyebaran jaringan LTE akan tetap berlanjut. Hingga akhir tahun ini, LTE akan menjadi teknologi akses mobile yang paling dominan. Jumlah pelanggannya diperkirakan mencapai 5,5 miliar dan mencakup lebih dari 85 persen populasi dunia hingga akhir tahun 2023. 
 
Kemudian lalu lintas seluler akan melonjak delapan kali lipat, yakni 110 Exabyes. Angka tersebut setara dengan memutar streaming video high definition (HD) selama 5,5 juta tahun. Semua negara juga akan mempertahankan pertumbuhan lalu lintas data seluler, dan Amerika Utara menunjukkan penggunaan rata-rata tertinggi untuk setiap ponsel pintar, yakni melebihi 7GB per bulan di akhir tahun ini.
 
Ronni mengatakan, konsumsi video juga terus bertumbuh. Kekuatan pendoring dibalik lonjakan konten video, yakni kaum milenials berusia 15 sampai 24 tahun melakukan streaming video 2,5 kali lebih banyak daripada usia di atas 45 tahun. Streaming video dengan resolusi tinggi juga semakin diminati. "Konten video akan terus bertumbuh ketika 5G sudah terimplementasi," lanjut Ronni.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement