Jumat 15 Dec 2017 09:42 WIB

NASA dan Google Klaim Temukan Planet Mirip Bumi

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sistem tata surya TRAPPIST-1 memiliki 7 planet yang diperkirakan sama ukurannya dengan planet bumi dan tiga planet di zona 'Goldilocks'.
Foto: ABC News
Sistem tata surya TRAPPIST-1 memiliki 7 planet yang diperkirakan sama ukurannya dengan planet bumi dan tiga planet di zona 'Goldilocks'.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- NASA dan Google mengumumkan 'penemuan besar' pada hari Kamis, (14/12) waktu setempat, sebuah tata surya lain dengan delapan planet. Temuan itu disebabkan oleh penemuan sebuah planet baru, Kepler-90i, sebuah planet berbatu yang panas dan mengelilingi bintang mirip matahari yang disebut Kepler-90. Kepler-90 berjarak 2.545 tahun cahaya dari Bumi.

Planet ini ditemukan dengan menggunakan sistem pembelajaran mesin dari Google, yang kemudian bekerja untuk memilah-milah data dari pesawat luar angkasa Kepler milik NASA. Kepler, sebuah teleskop luar angkasa yang melintasi Bumi di orbit mengelilingi matahari, telah mengamati 145 ribu bintang seperti matahari selama bertahun-tahun, untuk mencari tanda-tanda planet yang jauh.

Para astronom tahu tentang sistem tata surya Kepler-90, namun sebelumnya tidak mendeteksi planet ini. Tampaknya planet ketiga dari bintang seperti matahari, dan mengorbit kira-kira setiap 14 hari. Suhu di permukaan Kepler-90i kemungkinan sekitar 1.800 derajat Fahrenheit (980 derajat celcius). ''Kepler-90i bukanlah tempat yang ingin saya kunjungi,'' kata Andrew Vanderburg, seorang astronom di University of Texas di Austin yang membantu menemukan planet ini, dalam sebuah konferensi pers, dikutip dari Sciencealert, Jumat (15/12).

Vanderburg dibantu oleh perangkat lunak karya insinyur Google AI Christopher Shallue. Ia melihat, apa yang telah mereka kembangkan adalah alat untuk membantu para astronom memiliki dampak yang lebih besar. Vanderburg dan Shallue juga menemukan planet baru kedua, yang disebut Kepler 80g.

Untuk mendeteksi dua dunia baru ini, mesin pembelajaran Google belajar bagaimana mengidentifikasi sinyal dari exoplanet yang tercatat dalam data Kepler. Alat ini memproses 14 miliar data poin dari citra Kepler selama empat tahun, dengan menggunakan apa yang dikenal sebagai jaringan saraf konvolusi, yang mirip dengan cara otak manusia memproses informasi.

NASA dan Google mengatakan, teknologi baru ini akan membantu ilmuwan menemukan lebih banyak exoplanet semacam itu di masa depan. Faktanya, Vanderburg percaya sistem surya Kepler-90 kemungkinan memiliki lebih banyak planet yang belum dideteksi.

"Hampir mengejutkan saya jika tidak ada lagi. Apakah tata surya planet delapan seperti kita sendiri benar-benar luar biasa? Mungkin ada sistem di luar sana dengan begitu banyak planet, sehingga membuat tata surya kita tampak biasa,'' jelas dia.

Sebelum analisis ini, pemeriksaan terakhir dari data Kepler mengkonfirmasi 219 dunia baru di lebih dari 4 ribu kandidat yang Kepler telah muncul. Jumlah total eksoplanet yang ada di luar angkasa saat ini berjumlah 2.525 - dan 10 di antaranya mungkin berbatu, berukuran seukuran Bumi, dan mungkin dapat dihuni dengan kehidupan asing.

Bagi mereka yang bertanya-tanya apakah sistem AI milik Google bisa membuat astronom menjadi usang, NASA mengatakan tidak perlu khawatir. Jessie Dotson, seorang ilmuwan proyek Kepler di Ames Research Center NASA di Silicon Valley, menjelaskan bahwa para astronom akan selalu dibutuhkan untuk mengklasifikasikan objek sebelum memberi informasi ke dalam jaringan syaraf tiruan, sehingga AI dapat belajar melihat data baru.

''Ini benar-benar akan bekerja sama dengan para astronom. Anda tidak akan pernah mengambil bagian itu,'' jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement