Jumat 15 Dec 2017 05:08 WIB

Facebook Blokir 99 Persen Konten Teroris Menggunakan AI

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Winda Destiana Putri
Artificial Intelligence. Ilustrasi
Foto: Huffingtonpost
Artificial Intelligence. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Facebook mengklaim telah memblokir 99 persen konten yang berkaitan dengan ISIS dan Alqaidah, bahkan sebelum menerima laporan. Hal tersebut dilakukan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI).

Memeriksa konten saat ini dilakukan oleh sistem otomatis yang mengandalkan berbagi kode unik yang disebut hash dengan organisasi lain. Pengumuman tersebut dibuat saat Facebook mempersiapkan pertemuan dengan pihak berwenang Eropa untuk menangani konten ekstremis secara online.

Delapan puluh tiga persen dari 'konten teror' akan dihapus dalam waktu satu jam setelah diupload. Monika Bickert, kepala manajemen kebijakan global, dan Brian Fishman, kepala kebijakan anti-terorisme di Facebook, menulis dalam sebuah posting blog. Posting blog ini muncul sepekan sebelum Facebook dan perusahaan media sosial lainnya seperti Google dan Twitter, bertemu dengan pemerintah Uni Eropa dan eksekutif UE untuk membahas bagaimana cara menghapus konten ekstremis dan pidato kebencian secara online.

Komisi Eropa pada bulan September mengatakan kepada perusahaan media sosial, untuk menemukan cara menghapus konten lebih cepat, termasuk melalui teknologi deteksi otomatis, atau menghadapi kemungkinan undang-undang yang memaksa mereka melakukannya.

Facebook saat ini mengandalkan hacker mereka dan kecerdasan buatan untuk melihat apakah sebuah pos harus dihapus atau tidak. Pendiri Facebook Mark Zuckerberg merinci rencana berbasis AI-nya pada bulan Februari.

Namun akan dibutuhkan bertahun-tahun untuk mengembangkan sistem itu. Dia mengatakan, akhirnya algoritma akan melihat terorisme, kekerasan, dan bahkan membuat orang-orang berisiko bunuh diri.

''Masih awal, namun hasilnya menjanjikan, dan kami berharap AI (artificial intelligence) akan menjadi alat yang lebih penting di gudang perlindungan dan keamanan di internet dan di Facebook,'' jelas Bickert dan Mr Fishman, dikutip dari Dailymail, Kamis (30/11).

Pada bulan Juni, Facebook mengatakan telah menggenjot penggunaan kecerdasan buatan, seperti pencocokan gambar dan pemahaman bahasa, untuk mengidentifikasi dan menghapus konten dengan cepat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement