REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Untuk pertama kalinya para saintis bisa mengumpulkan spesimen organisme laut dalam dari Palung Mariana. Salah satu yang berhasil dikumpulkan adalah ikan famili Liparidae yang hidup di Palung Mariana pada kedalaman 8.000 meter.
Ikan famili Liparidae mendominasi zona hadal Palung Mariana yang sering juga disebut zona tengah malam. Tanpa pesaing, mereka adalah predator puncak yang memangsa invertebrata di sana, demikian dilansir Live Science, beberapa waktu lalu.
Ikan yang diberi nama Pseudoliparis swirei ini mengambil nama belakang pelaut Herbert Swire yang melayani expedisi awal yang menemukan keberadaan Palung Mariana di dekat Guam pada akhir 1.800-an.
Ikan-ikan dari famili Liparidae sendiri memang hidup di zona hadal yang tekanannya dapat mencapai 15.750 lbs per inchi. Bila manusia masuk ke zona itu tanpa pelindung khusus, paru-parunya akan tertekan hingga sebesar bola pingpong.
Setidaknya ada 300 jenis ikan dari famili Liparidae yang diketahui menghuni laut dalam. Antara 2014-2017, para peneliti berhasil mengoleksi 38 spesimen yang diambil dari kedalaman 6.900 meter hingga 8.000 meter di Palung Mariana. Palung ini sendiri dalamnya sekitar 11 ribu meter atau lebih tinggi dari Pegunungan Everest bisa disejajarkan.
Peneliti biologi laut University of Washington yang menulis hasil penelitian di Palung Mariana, Mackenzie Gerringer, menyampaikan, timnya merekam dan menangkap ikan-ikan famili Liparidae menggunakan perangkap dengan umpan ikan makarel yang dipasangi kamera. Meski telah dipasangi pemberat, butuh empat jam agar perangkap itu menyentuh kedalam di bawah 7.000 meter.
"Perangkap dan karema kami diamkan selama 12-24 jam. Pelampung akan membuat perangkap mengapung begitu mencapai permukaan," kata Gerringer.
Ikan-ikan Liparidae yang mereka kumpulkan berukuran antara 89-235 milimeter. Itu pun sudah susut 10 persen saat sampai ke permukaan. Mata mereka kecil dengan tubuh berwarna putih agak merah muda.
"Penemuan ikan-ikan dari zona hadal sangat menyenangkan. Mereka menunjukkan ada yang istimewa dengan famili ikan ini," kata Gerringer.
Temuan ini menunjukkan, di zona yang tak terpikir ada makhluk hidup justru bisa menopang kehidupan. Gerringer menduga, keanekargaman organisme di zona hadal juga mungkin cukup besar. "Temuan ini mendorong kami untuk terus mengeksplorasi, masih banyak yang belum kita temukan," ungkap Gerringer.