REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pemerintah India telah memberikan status gender ketiga kepada kaum transgender di tiket transportasi umum dan berbagai dokumen negara. Namun, dalam praktiknya, kaum transgender masih mendapat perlakuan kurang bersahabat.
Diskriminasi di lingkungan sosial maupun dalam dunia kerja tetap mereka alami. Termasuk, menghadapi cemoohan dari pengidap transphobia atau orang-orang yang punya ketakutan berlebih terhadap kaum transgender.
Permasalahan itu mendorong seorang perempuan bernama Neelam bersama timnya merancang aplikasi bernama Periferry. Aplikasi yang hadir sejak Mei 2017 itu bertujuan menekan transphobia di tempat kerja.
Cara kerjanya, Periferry akan mencocokkan transgender pencari kerja dengan pengusaha yang tidak merasa 'anti' terhadap identitas mereka. Aplikasi juga melatih kepekaan bisnis serta memberikan saran keterampilan dalam karier.
Dalam pernyataan misi di situs resminya, Periferry mengatakan bahwa komunitas transgender telah lama dikucilkan. Mayoritas orang transgender masih terus berjuang untuk memiliki standar kehidupan yang layak.
"Kami ingin mengubah kondisi ini dengan memberi mereka satu hal utama, yaitu kesempatan kerja. Amat penting menyadarkan perusahaan dan pemilik usaha mengenai keberadaan mereka," tulis Periferry.
Berdasarkan sensus pada 2011, sebanyak setengah juta warga India diidentifikasi sebagai transgender. Pemerintah menganggap saat ini angkanya telah melonjak drastis dengan estimasi angka mencapai dua juta orang, dikutip dari laman Pink News.
Advertisement