REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis (TCWC) di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi siklon tropis Cempaka yang sangat dekat dengan pesisir selatan Pulau Jawa. Ini mengakibatkan perubahan pola cuaca di sekitar lintasannya.
Kepala BMKG Pusat, Dwikorita Karnawati dalam laman resmi BMKG memaparkan sejak TCWC berdiri 2008, sebanyak empat siklon tropis pernah terjadi di Indonesia. Pertama, siklon tropis Durga di perairan barat daya Bengkulu yang terjadi 22-25 April 2008.
Kedua, siklon tropis Anggrek di perairan barat Sumatra yang terjadi 30 Oktober hingga 4 November 2010. Ketiga, siklon tropis Bakung di perairan barat daya Sumatra yang terjadi 11-13 Desember 2014. Keempat adalah siklon tropis Cempaka yang terjadi tahun ini.
"Siklon tropis Cempaka berada pada posisi paling dekat dengan daratan dibanding siklon tropis lainnya di wilayah Indonesia," kata Dwikorita, dilansir dari laman BMKG, Rabu (29/11).
Masyarakat diimbau waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang pohon tumbang, dan jalan licin.
"Aktivitas penerbangan di beberapa bandara di Pulau Jawa juga berpotensi terpengaruh akibat hujan dan angin kencang," katanya.
Gelombang laut cukup tinggi juga perlu diantisipasi. Kapal-kapal yang melintas diimbau tetap waspada dan siaga, terutama nelayan tradisional yang beroperasi di perairan selatan Jawa. Masyarakat pesisir juga diimbau menghindari aktivitas di sekitar pantai karena potensi gelombang pasang bisa saja sewaktu-waktu terjadi di perairan selatan Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Potensi hujan lebat akibat siklon tropis Cempaka diperkirakan terjadi di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Potensi angin kencang hingga 30 knot diprediksi dijumpai di Kepulauan Mentawai, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Selat Sunda bagian utara, perairan utara Jawa Timur hingga Kepulauan Kangean, Laut Sumbawa, Selat Bali hingga Selat Alas, Selat Lombok bagian selatan, dan perairan selatan Bali hingga Pulau Sumba.
Potensi gelombang tinggi 2,5 hingga enam meter bisa terjadi di perairan selatan Jawa Timur, Laut Jawa bagian timur, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudera Hindia, Bengkulu bagian barat hingga selatan Jawa Tengah.