Jumat 24 Nov 2017 03:41 WIB

Industri Gula Sembunyikan Efek Negatif Kesehatan Sukrosa?

Rep: Noer Qomariah Kusunawardhani/ Red: Winda Destiana Putri
Gula
Foto: pixabay
Gula

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Para ilmuwan mengklaim industri gula menghentikan penelitian terkait hubungan antara sukrosa dengan penyakit jantung 50 tahun yang lalu. Mereka menuduh badan perdagangan bertindak dengan cara yang mirip dengan perusahaan rokok, yakni mengakhiri studi ketika bukti itu merugikan keuntungan mereka.

Dalam jurnal PLOS Biology, periset Cristin Kearns, Dorie Apollonio, dan Stanton Glantz dari Universitas California menemukan dokumen internal industri gula. Dalam dokumen itu tertulis organisasi riset Amerika Serikat (AS) yang didanai industri, Sugar Research Foundation (SRF) mendanai penelitian hewan untuk mengevaluasi efek sukrosa terhadap kesehatan kardiovaskular.

Studi tersebut telah meneliti asupan sukrosa pada tikus. Namun, ketika menunjukkan fakta bahwa konsumsi sukrosa dapat dikaitkan dengan penyakit jantung dan kanker kandung kemih, SRF yang berubah nama menjadi International Research Foundation (ISRF) pada 1968 mengakhiri proyek tersebut dan tidak mempublikasi hasilnya.

SRF terkait dengan organisasi saat ini, Asosiasi Gula, mereka menghentikan pendanaan dengan mengklaim bahwa nilai proyek nihil. Penelitian yang disebut Project 259 menyarankan agar bakteri usus dapat membantu memediasi efek kardiovaskular akibat gula. Penelitian yang ada pada September 1969 menghubungkan sukrosa dengan peningkatan risiko kanker kandung kemih.

Temuan insidentil dari Proyek 259 ini menunjukkan pada ISRF bahwa sukrosa vs konsumsi pati menyebabkan efek metabolik yang berbeda dan merangsang beta-glucuronidase urin, mungkin memiliki peran dalam patogenesis kandung kemih seperti yang dikutip dari Independent, Kamis (23/11).

Temuan penelitian itu digambarkan sebagai salah satu demonstrasi pertama dari perbedaan biologis antara tikus yang diberi makan sukrosa dan tikus yang diberi makan pati. Namun tidak ada satupun hasil yang dipublikasikan.

"Industri gula menghabiskan banyak uang untuk memahami efek kesehatan dari sukrosa dan hanya tertarik menerbitkan hasil yang membebaskan sukrosa," ujar Kearns.

Sementara itu, Asosiasi Gula merilis pernyataan yang menyebut penelitian Kearns dan Glantz sebagai kumpulan spekulasi dan asumsi tentang kejadian lalu. Asosiasi ini menyebut penelitian mereka didanai oleh individu maupun organisasi yang mengkritik gula. Mereka mengatakan dana telah dihapus karena penelitian memakan banyak anggaran dan tertunda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement