Jumat 24 Nov 2017 02:05 WIB

Hand Sanitizer Sebabkan Masalah Serius di Hasil Uji Alkohol

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Winda Destiana Putri
Hand sanitizer. ilustrasi
Foto: Sciencealert
Hand sanitizer. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Banyak manusia yang terlalu mengedepankan kebutuhan mereka untuk memiliki tangan yang bersih dan bebas kuman setiap saat. Pembersih tangan berbasis alkohol kemudian menjadi pilihan yang dianggap paling tidak bermasalah. Namun ternyata hal tersebut dapat membuat pengguna bermasalah dengan penegak hukum.

Hasil sebuah eksperiman kecil menunjukkan uap alkohol dari sanitizer tangan yang digunakan oleh orang yang melakukan tes nafas dapat menyebabkan kesalahan dan menghasilkan kode kesalahan pada alat tes. Hal ini berlaku pada alat breathalyser yang digunakan oleh Polisi AS dan beberapa negara lain di seluruh dunia.

Ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa kulit manusia tidak dapat menyerap alkohol yang terdapat pada pembersih tangan hingga membuat manusia terlihat mabuk dalam tes nafas. Namun akan berbeda hasilnya jika orang yang memeriksa menggunakan sanitizer.

Sepasang peneliti dari Missouri Departemen of Health and Senior Services menguji 65 individu kedalam tiga kelompok berbeda dan masing-masing diberikan satu dari tiga mesin breathalyzer yang umum digunakan. Operator tes akan menggunakan pembersih tangan berbasis gel maupun busa dalam jumlah normal dan digosokkan pada tangan hingga kering. Operator kemudian akan membuka bungkus alat dan memegangnya sementara subyek melakukan tes nafas.

Hasil tes menunjukkan bahwa 10 persen tes awal menghasilkan hasil positif alkohol meskipun subyeknya dalam keadaan sadar. Selanjutnya 31,5 persen di akhir tes berakhir dengan kesalahan kode karena kehadiran uap alkohol mengacaukan pengukuran.

Tes kecil lainnya yang menggunakan 10 subyek menunjukkan jika operator menunggu jeda lima menit dari menggosokkan tangan hingga melakukan tes, hasilnya tidak ada kesalahan yang terjadi. Temuan-temuan tersebut menunjukkan perlunya menyesuaikan praktik umum sehingga orang tidak berakhir dengan tuduhan bersalah karena mabuk.

"Saya menyarankan untuk melatih petugas mengenai kemungkinan ini dan potensi memperbarui metodologi mengumpulkan hasil tes alkohol nafas," tulis peneliti dalam penelitian tersebut.

Selain itu para ilmuwan menyarankan sebaiknya berhati-hati untuk meninjau kebiasaan menyimpan sanitizer tangan berbasis alkohol di sekitar perangkat sidik jari di kantor penegak hukum. Pembersih tangan berbasis alkohol ini juga dapat meningkatkan kualitas pemindaian sidik jari.

Meskipun sanitizer sudah diberi antibiotik, disarankan orang-orang lebih baik mencuci tangan dengan sabun yang baik dan air.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement